INDOSPORT.COM - Indonesia kini sedang berada dalam situasi sulit, seiring ancaman pembatalan gelaran Piala Dunia U-20 mulai pertengahan Mei 2023 mendatang.
Hal ini seiring dengan munculnya aksi penolakan terhadap keberadaan Timnas Israel U-20, yang resmi menjadi satu dari 16 kontestan turnamen.
Gelombang penolakan dari sejumlah elemen itu lantas membuat FIFA selaku federasi sepak bola dunia, tampak mempertimbangkan ulang.
Gambaran itu sudah terlihat dari pembatalan sesi drawing peserta Piala Dunia U-20 yang rencananya berlangsung di Bali, Jumat (31/03/23).
Situasi ini lantas memicu sejumlah persepsi dari kalangan publik sepak bola nasional. Pendapat yang pro dan kontra lantas mengiringi opini tersebut.
Namun, Charis Yulianto ingin melihat polemik ini secara jernih. Bahwa sejatinya, sepak bola tidak bisa dicampuri dengan urusan politik.
"Karena sepak bola dan politik itu punya jalur sendiri-sendiri," kata Charis Yulianto saat dihubungi Indosport, Selasa (28/03/23).
Menurut dia, menggelar turnamen sepak bola selevel Piala Dunia U-20 memang tak main-main. Kesempatan itu datang secara langka.
Hal inilah yang semestinya membukakan mata para elit sepak bola maupun politik tanah air, untuk dapat menggelar dengan lancar dan sukses.
"Piala Dunia ini levelnya tidak main-main, meski kategori U-20. Jadi, harusnya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk prestasi," tambah dia.