Dari Kaoru Mitoma Sampai Yanto Basna, Para Pesepakbola Sarjana yang Bisa Ditiru Hokky Caraka
Jika ingin mengambil contoh pemain lokal, maka sampelnya pun juga ternyata lumayan banyak. Kita ambil saja Yanto Basna, mantan bek timnas Indonesia asal Papua.
Basna adalah lulusan Universitas Negeri Yogyakarta dengan gelar Sarjana Olahraga. Ia kualih dengan bekal beasiswa dari PSSI karena membantu timnas U-19 menjuarau Piala AFF junior 2013.
Kuliah bukan sesuatu yang mudah bagi Basna. Selain waktu yang mepet dengan jadwal latihan maupun bertanding, motivasinya sempat diuji kala rekan-rekannya sesama penerima beasiswa mulai malas-malasan karena berbagai alasan.
Beruntung semangat dalam dirinya cukup tinggi dan berkat bantuan dosen-dosennya, Basna bisa lulus pada Juni 2020 lalu bahkan dengan ujian skripsi jarak jauh alias online.
Di Indonesia, jarang ada pemain yang punya karier sebaik dirinya. Basna pernah berkiprah di Thailand bersama Khon Kaen, Sukhothai, dan PT Prachuap. Andai tidak terkendala cedera, mungkin pria 28 tahun yang juga sempat membela Persib Bandung dan Sriwijaya ini kini tengah aktif bermain.
4. Andres Iniesta
Kembali ke Eropa, ada nama Andres Iniesta. Seseorang yang harusnya tidak butuh menimba ilmu di bangku kuliah lagi dengan kehebatannya bermain sepakbola.
Iniesta adalah pemain dengan raihan trofi sebagai berikut. 8 Liga Spanyol, 6 Copa del Rey, 7 Piala Super Spanyol, 4 Liga Champions, 2 Euro, dan 1 Piala Dunia. Ia pun pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Eropa pada 2012 lalu.
Tanyakan pada siapapun juga soal 10 gelandang terbaik dalam sejarah sepakbola maka nama Iniesta pasti disebutkan. Itulah bagaimana hebatnya bintang 38 tahun yang kini masih aktif tampil di Jepang untuk Vissel Kobe itu.
Iniesta tercatat punya dua gelar di Universitas Ramon Llull di jurursan Biologi dan Ilmu Olahraga. Tidak heran karena sejak masih di akademi Barcelona, La Masia, ia sudah diajarkan jika sepakbola bukan segalanya dan bila gagal menembus level pro masih ada kehidupan lain di luar sana.
La Masia tidak hanya menyediakan akademi sepakbola saja namun memastikan pemain binaannya tetap fokus pada sekolah. Mungkin inilah yang harus ditiru di Indonesia agar tidak ada pemain lain di masa depan seperti Hokky Caraka.
Baca berita sepakbola dan olahraga lainnya di Google News