Liga Prancis Larang Pemain Buka Puasa di Tengah Laga, Digne Sindir Menohok
FFF telah mengeluarkan pernyataan resmi yang disebar ke seluruh perangkat pertandingan dan klub-klub Liga Prancis (Ligue 1) terkait larangan buka puasa saat pertandingan berlangsung.
Pihaknya menjelaskan bahwa menghentikan pertandingan untuk berbuka puasa dianggap melanggar statuta organisasi.
"Sepak bola tidak melihat pilihan politik, agama atau ideologis para pelakunya. Prinsip ini berlaku untuk semua orang," kata FFF, dikutip dari Lequipe.
Keputusan kontroversial tersebut berbeda dengan Premier League atau Liga Inggris yang menginstruksikan wasit untuk melakukan jeda pertandingan saat waktu maghrib tiba.
Hal itu bertujuan agar para pemain Muslim yang bermain di Liga Inggris memiliki kesempatan untuk minum atau mengisi perut dengan cemilan.
Aturan itu diberlakukan di seluruh divisi Liga Inggris lantaran Premier League menyadari bahwa waktu buka puasa kerap terjadi di tengah laga.
Di sisi lain, klub Liga Prancis Nantes disorot usai mencoret pemainnya yang memilih tetap berpuasa.
Pemain Nantes Jaouen Hadjan dicoret dari skuad utama untuk menghadapi Reims pada pertandingan Liga Prancis 2022-2023 lantaran memilih tetap melaksanakan puasa Ramadhan.
Antoine Kombouare mencoret Hadjam dari daftar pemain untuk menghadapi Reims pada Minggu (2/4/23) kemarin.
"Saya bertemu mereka [pemain Muslim]. Kami berdiskusi. Kami bekerja sama agar semuanya berjalan dengan baik dan itu sering terjadi. Ada pertandingan di akhir pekan, para pemain diminta untuk meraih kemenangan," ucap Kombouare dikutip dari RMC Sport.