Liga Inggris

Dulu Jadi Bintang, Kisah Pilu Legenda Man United Terjangkit Penyakit Mematikan

Kamis, 6 April 2023 13:55 WIB
Penulis: Serly Putri Jumbadi | Editor: Prio Hari Kristanto
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Kisah pilu legenda klub Liga Inggris (Premier League), Manchester United, yakni Gordon McQueen yang didiagnosis penyakit mematikan. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Kisah pilu legenda klub Liga Inggris (Premier League), Manchester United, yakni Gordon McQueen yang didiagnosis penyakit mematikan.

INDOSPORT.COM – Kisah pilu legenda klub Liga Inggris (Premier League), Manchester United yakni Gordon McQueen yang didiagnosis penyakit mematikan.

Gordon McQueen, tentu namanya asing di telinga penggemar Manchester United saat ini. Pemain yang pernah berada di posisi bek tengah itu pernah menjadi legenda Setan Merah pada masanya.

Namanya menjadi perbincangan usai mencetak gol pertama di final Piala FA 1979. Meski akhirnya, kala itu, Manchester United harus mengakui keunggulan Arsenal.

Namun, kabar menyedihkan datang dari legenda Man United itu. Melalui wawancara putrinya, Hayley McQueen, Gordon McQueen mengidap demensia akut.

Putri Gordon yang juga menjadi presenter olahraga di salah satu televis Inggris itu menyebutkan keadaan ayahnya yang menyedihkan yang hanya bisa berbaring di tempat tidurnya.

Mantan bek klub raksasa Liga Inggris itu didagnosis mengidap demensia vaskular pada Februari 2021 lalu. Menurut pernyataan keluarga, menyundul bola terlalu keras menjadi penyebab Gordon sakit parah pada usianya yang menginjak 70 tahun.

“Dia (Gordon) benar-benar terbaring di tempat tidur, itu menyedihkan,” ungkap Hayley dalam acara Good Morning Britain.

“Pria besar dan tegap itu hanya berbaring di tempat tidur. Dia banyak menonton bola hari ini. Banyak rekan satu timnya dulu yang mengunjunginya,” sambungnya.

“Dia hanya berkata, saya tidak ingin menjadi lebih buruk (penyakitnya) saya ingin menjadi lebih baik,” tutur putri Gordon McQueen.

Menurut pengakuan dari Hayley, sang ayah kerap tidak mengenali dirinya sendiri dan sulit untuk berinteraksi dengan keluarga dan rekan-rekan mantan satu timnya yang sering berkunjung.