Liga Indonesia

Media Malaysia Soroti Sanksi Ringan FIFA ke Indonesia: Ada Dampak Tak Kasat Mata

Jumat, 7 April 2023 16:45 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© PSSI
Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infatino. Copyright: © PSSI
Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infatino.
Dampak Sanksi FIFA Forward

Bagi Indonesia, keputusan FIFA ini bak sebuah angin segar setelah sebelumnya sempat dihantui sanksi bakal dikucilkan dari kompetisi internasional.

Namun media Malaysia tersebut menggarisbawahi bahwa sanksi ini juga memberikan dampak signifikan pada rencana Indonesia dalam melakukan reformasi sepak bola di Tanah Air.

Salah satunya, mungkin tidak bisa melanjutkan instruksi Presiden Jokowi kepada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir untuk mengubah olahraga tersebut, termasuk renovasi stadion.

…. sanksi administratif akan berdampak pada kebutuhan operasional PSSI tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut, mengulangi instruksi Presiden Joko Widodo …, merenovasi lebih dari 20 stadion,” tulis Malay Mail.

Sebelumnya pada Februari 2023, Presiden Jokowi memaparkan hasil audit dan evaluasi terhadap 22 stadion sepak bola di Indonesia.

Ada pun 22 stadion tersebut merupakan stadion yang memiliki risiko tinggi untuk penyelenggaraan Liga Satu, Liga Dua, dan Piala Dunia U-20 pada tahun 2023.

Dari hasil audit dan evaluasi tersebut, Kepala Negara menjelaskan terdapat 5 stadion yang dinilai rusak berat. Sehingga 4 diantaranya perlu direhabilitasi dan 1 stadion perlu dibongkar.

Sementara awal Maret lalu, Erick Thohir sempat menyampaikan bahwa Indonesia mendapat bantuan dana FIFA Forward sebesar 5,6 juta dolar AS atau setara Rp83,6 miliar.

Pada awalnya, dana FIFA Forward untuk Indonesia akan digunakan PSSI untuk membangun fasilitas latihan permanen Timnas Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dalam program FIFA Forward 3.0, FIFA membagi besaran dana menjadi tiga kategori, yakni untuk operasional, pengembangan sepak bola jangka panjang dan menutupi biaya perjalanan dan akomodasi tim nasional.

Terlepas dari sanksi tersebut, keputusan FIFA kali ini memang lebih ringan dibandingkan dengan apa yang diterima Indonesia pada 2015.

Kala itu, FIFA melarang Indonesia bermain di acara internasional karena terbukti ada campur tangan pemerintah dalam pengelolaan sepak bola.