Gagal Happy Ending, Penyelesaian Akhir Jadi Problem Terbesar Madura United
Seiring hal itu, Rakhmat Basuki pun membeberkan alasan di balik kegagalan Madura United meraup poin penuh saat menjamu Arema FC.
Menurut Coach RB, penyebabnya tak lain karena sektor finishing alias penyelesaian akhir. Sektor ini yang masih jadi problem nyata Madura United.
"Arema FC lebih sering bermain bertahan," pelatih yang dulunya sebagai pemain membela Persepam Pamekasan itu menerangkan.
"Kami juga punya beberapa peluang, yang sayangnya tidak bisa menjadi gol semua," imbuh Coach RB.
Berdasarkan statistik di situs resmi Liga Indonesia Baru, Tim Laskar Sape Kerrab memang seharusnya unggul mutlak dibanding Arema FC.
Madura United tampil ofensif dengan percobaan shooting sampai 17 kali, 6 diantaranya mengarah ke gawang dan berujung 1 gol.
Sementara Tim Singo Edan hanya mencatat separuhnya. Arema melepaskan 9 kali shooting, 4 mengarah ke gawang dan 1 menjadi gol.
"Sektor finishing inilah yang mungkin menjadi kendala kami, sama seperti laga-laga sebelumnya," tukas Rakhmat Basuki.
Di sisi lain, performa cemerlang Adilson Maringa juga ikut berpengaruh terhadap tumpulnya lini serang Madura United.
Selama 71 menit berada di lapangan sebelum digantikan Teguh Amiruddin, kiper asal Brasil itu setidaknya mencatat 3 kali aksi save.