Bawa PSM Makassar Juara Liga 1, Bernardo Tavares Ungkap Peran Besar Arema FC
Sebelumnya, Bernardo Tavares menjabat sebagai pelatih di salah satu klub Eropa, di Finlandia. Namun kala itu, ia mengaku ada ketidak sesuaian dengan manajemen.
Ketika datang tawaran dari agen untuk melatih di Indonesia, Bernardo Tavares akhirnya mencoba peruntungan itu. Ia minggat dari klub Finlandia tersebut.
"Jadi saya keluar dari klub Finlandia, dan setelah tiga, empat, atau lima hari, saya lupa persisnya, saya menandatangani surat untuk datang ke PSM Makassar," curhatnya.
"Saya akan jujur, mengapa saya pilih PSM Makassar, karena saya membaca sesuatu di internet, bahwa mereka adalah klub tertua di Indonesia," tegas Bernardo Tavares lagi.
"Dan saya juga melihat di internet kalau mereka punya animo suporter yang tinggi. Harus saya katakan, saya ingin melatih klub seperti ini, yang memiliki passion," ujarnya.
Namun, ketika datang ke Liga 1, betapa terkejutnya Bernardo Tavares karena PSM Makassar tidak memiliki homebase, karena Stadion Mattangin dirobohkan, dan sampai kini belum ada proyek pembangunan lagi.
Apalagi, PSM Makassar musim lalu hampir terdegradasi ke Liga 2, sehingga membuat pemain bintang tak mau merapat ke klub asal Sulawesi tersebut.
"Tentu saya belum tahu kalau kami tidak memiliki stadion, kami harus menempuh perjalanan empat jam (ke Stadion Habibie)," Tavares menyebut stadion sementara PSM.
"Tapi saya melihat antusiasme dari para suporter, dan saya merasa klub ini sangat penting di Indonesia, klub tertua, kemudian bermain di Piala AFC, itu bagus, makanya saya pilih PSM Makassar," pungkasnya.
Sayangnya, kesuksesan Tavares tak diiringi dengan kesuksesan Eduardo Almeida. Sang pelatih dipecat oleh manajemen Arema FC di awal musim, dan timnya kesulitan untuk naik ke papan atas usai Tragedi Kanjuruhan.