Faktor Penyebab Anjloknya Performa Madura United di Liga 1
Rakhmat Basuki yang terlibat dalam staf kepelatihan Madura United sejak awal musim, lantas membeberkan sejumlah penyebab atas anjloknya performa tim.
Yang jelas, jebloknya hasil akhir yang dituai Tim Laskar Sape Kerrab bermula dari terhentinya kompetisi akibat Tragedi Kanjuruhan.
Imbas tragedi seusai Derby Jatim antara Arema FC versus Persebaya Sabtu (01/10/22) lalu, kompetisi Liga 1 berhenti total selama 2 bulan.
"Saya menilainya karena beberapa dinamika yang terjadi. Setelah kejadian itu, tim diliburkan satu bulan penuh," ujar Coach RB.
Madura United lantas dibuat kelabakan setelah LIB menyatakan lanjutan putaran pertama digelar dengan sistem bubble mulai awal Desember 2022.
Padahal saat itu, tim baru berkumpul lagi seusai menjalani libur panjang. Persiapan selama beberapa hari pun berujung pada kekalahan telak 0-3 dari PSIS Semarang (05/12/23).
"Setelah kumpul lagi, tiba-tiba kompetisi berlanjut dengan sistem bubble," ungkap pelatih yang dulunya pemain andalan Persepam Pamekasan tersebut.
"Tentu itu sangat berat bagi untuk konsisten. Hingga berimbas pada hasil beberapa laga belakangan ini," tambah Coach RB.
Beruntungnya, Madura United tak sampai terlempar dari posisi 10 besar pada klasemen akhir Liga 1. Mereka finis di urutan ke-8 dengan 51 poin.
Prestasi ini lebih baik dibanding musim 2021/2022. Ketika Liga 1 berjalan dengan sistem bubble karena pandemi covid-19, Madura United finis di peringkat 8 dengan 41 angka.