Cabor Tenis Meja Lagi-lagi Dicoret dari SEA Games, Ketum PP PTMSI Naik Pitam
Pencoretan tenis meja murni dari Kemenpora yang diduga bersekongkol dengan KONI Pusat dan KOI. Sampai-sampai hal itu memaksa Ketua KSD, Calvin Legawa, mundur dari tim NOC karena data awal berbeda dan sudah dirubah.
Sehingga, Oegroseno kembali menyampaikan kepada Menpora Dito Ariotedjo jangan sampai membunuh prestasi atlet tenis meja Indonesia.
Kalau pengurus PP PTMSI dan PB PTMSI tidak berangkat ke SEA Games tidak apa-apa. Tunjuk satu saja yang menjadi manajer tim tenis meja Indonesia dari Brimob yang berhasil menjuarai KASAD Cup 2023.
Yang lebih menyedihkan Oegroseno, saat tenis meja tidak diberangkatkan ke SEA Games 2019, dirinya melihat secara jelas orang-orang KONI Pusat dengan rombongan seperti sirkus berseragam kontingen dipimpin Jenderal pensiunan seperti Marciano Norman dan Suwarno.
"Pejabat KONI Pusat hadir di SEA Games sebagai apa? Plesiran ke tempat pariwisata dan ikut acara makan-makan dengan Dubes RI? Sungguh sangat memalukan," papar mantan Wakapolri itu.
Bahkan Oegroseno secara terbuka menuding Suwarno yang merupakan lulusan Akabri 1977 ini perusak olahraga. KONI Pusat sekarang ini sudah menjadi kendaraan bagi petinggi KONI termasuk Marciano Norman dalam berbisnis.
Marciano Norman kini mulai mencari tambang nikel di Sulawesi Utara via Ketum KONI Sultra. Konsekuensi dari pencoretan SEA Games 2023 bakalan berat.
Tenis meja kemungkinan akan dibekukan keanggotaannya oleh Federasi Tenis Meja Asia Tenggara (SEATTA). Jika itu terjadi, PP PTMSI akan melapor ke CAS (Badan Arbitrase Internasional).
Oegroseno mengatakan bahwa kepemimpinan milenial seperti Dito ini bukan membumi dan mengajak, tetapi melangit yang otopilot.
Alasannya karena 100 persen dikendalikan Deputi 4 Kemenpora Surono yang notabene titipan Menpora lama, Zainudin Amali, yang belakangan beralih profesi menjadi Waketum PSSI.