In-depth

Deretan Striker Top Korban Arogansi Pep Guardiola: Ada Pilar AC Milan!

Minggu, 23 April 2023 10:00 WIB
Editor: Subhan Wirawan
© REUTERS/Daniele Mascolo
Pemain AC Milan Zlatan Ibrahimovic selebrasi setelah menjuarai Liga Italia 2021/2022. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo Copyright: © REUTERS/Daniele Mascolo
Pemain AC Milan Zlatan Ibrahimovic selebrasi setelah menjuarai Liga Italia 2021/2022. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
Mario Mandzukic

Nama pertama adalah Mario Mandzukic. Pemain Kroasia tersebut sejatinya merupakan mesin gol andalan Bayern Munchen pada era Jupp Heynckes, tetapi semua berubah ketika Pep Guardiola mengambil alih kepelatihan musim 2013/14.

Meski jumlah golnya hampir sama banyak dengan musim sebelumnya, tetapi Mandzukic menganggap Guardiola tidak memberikan hormat kepadanya sebagai seorang pemain. Alasan tersebut yang membuatnya hijrah setahun berselang.

“Guardiola mengecewakan dan tidak menghormati saya. Dia tidak ingin saya menjadi top skor Bundesliga. Bersama Jupp Heynckes, segalanya dua kali lebih baik. Dan ini bukan hanya opini pribadi,” ujar Mandzukic kepada Sportske Novosti.

Samuel Eto'o

Berikutnya ada Samuel Eto'o, pemain asal Kamerun tersebut sejatinya merupakan mesin gol Barcelona pada musim 2008/09. Bahkan, ia merupakan salah satu pemain kunci dalam keberhasilan tim peraih treble winner.

Tidak cuma itu, Eto'o juga menjadi pemain paling gahar dengan mencatatkan 30 gol dari 30 laga di sepanjang kompetisi LaLiga Spanyol.

Namun, pada musim selanjutnya, sang pemain malah hijrah ke Inter Milan. Alasannya, karena Eto'o menganggap Guardiola tidak menganggap dan menghargai dirinya sebagai seorang pemain.

"Guardiola tidak berani terus terang di depanku. Dia pasti memberitahu lewat pemain lain. Mereka minta aku bertahan di Barcelona, tapi aku katakan 'Tidak akan. Jika Anda tidak menghormatiku, maka aku juga begitu," ujar Eto'o dilansir Soccerway.

Zlatan Ibrahimovic

Terakhir adalah Zlatan Ibrahimovic, pemain yang sempat digadang-gadang bisa menjadi pengganti Eto'o yang hijrah ke Inter Milan, sebagai mesin gol baru Barcelona pada musim 2010/11.

Semula, kiprah Ibrahimovic bersama Barcelona berjalan mulus dengan selalu menempati daftar starting eleven, tetapi semua berubah setelah jeda paruh pertama berakhir. 

Pada paruh kedua, Ibrahimovic malah sering berada di bangku cadangan lantaran perubahan taktik dan gaya bermain yang diterapkan Pep Guardiola. 

Tidak tahan dengan hal itu, Ibrahimovic memutuskan hengkang dari Barcelona musim selanjutnya dan kembali berlabuh di Italia dengan memperkuat AC Milan.

"Enam bulan pertama sangat sempurna. Kemudian, dia (Guardiola) mengubah sistem, taktik, dan itu tidak bekerja baik untukku," ucap Ibrahimovic dilansir telegraph.

Dalam bukunya yang berjudul, I Am Zlatan, Ibrahimovic bahkan menyebut Guardiola sebagai 'pengecut tanpa tulang' menyusul pertikaian yang terjadi usai kekalahan semifinal Liga Champions kontra Inter Milan.