Napak Tilas Perjalanan Sepak Bola Indonesia dari Masa ke Masa
Firman Utina yang datang pada PSSI generasi berbeda. Firman sendiri memulai karier profesional kelas 2 SMA saat Liga masih dibagi dua wilayah, tahun 1999/2000.
"Saya masih di Persma Manado, waktu itu saya masih muda jadi belum diikat secara profesional, umur saya masih 16 atau 17 tahun, jadi gaji itu hanya seperti uang 'permen', buat jajan," buka Firman.
"Setelah lulus, saya ke Persita tahun 2001, di sana empat tahun sebelum ke Arema dua tahun, terus balik ke Persita. Setelah itu saya ke Pelita Jaya, Persija. Saya lalu ke Sriwijaya FC dua tahun, setelah itu di Persib sampai 2015, kemudian tahun 2015 itu gonjang-ganjing liga ya pengalaman itu membuat saya menjadi lebih dewasa," papar Firman.
PSSI Kini di Era Erick Thohir
Perkembangan sepak bola pun coba diikuti oleh PSSI selaku federasi. Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, menilai PSSI saat ini memiliki banyak gagasan cemerlang di bawah kepemimpinan Erick Thohir sebagai ketua umum.
"PSSI sekarang beruntung punya ketum kalibernya kuat. Pembinaan dia tahu dengan kaliber Italia, pemain terbaik juga tahu bagaimana negosiasinya (serta) sistem dan manajemen (sudah) paham," kata Arya.
"Mudah mudahan banyak hal yg bisa dipikirkan dan konsepkan. Apalagi sekarang dia (ET) masih punya klub di Inggris, Oxford. Pak Erick liat bahwa kita masuk G20, artinya uangnya banyak. Biasanya naik level ekonomi negara, naik juga standar kualitas internasional olahraga di Indonesia," kata anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, dalam diskusi sepak bola Indonesia tersebut.