FC Utrecht, Akademi Eropa yang Paling Banyak Sumbang Pemain untuk Timnas Indonesia
Layaknya Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly juga tidak lahir di Utrecht melainkan Arnhem. Hanya saja bersama FC Utrecht ia berhasil ditempa menjadi pemain muda potensial dan dipromosikan ke tim utama.
Pemain yang kini berusia 33 tahun itu dulunya belajar di akademi DCG Amsterdam dan AZ Alkmaar sebelm bergabung dengan Utrecht di 2001. Sedekade berselang empat penampilan senior ia dapatkan di Liga Belanda dan bahkan satu gol berhasil Lilipaly amankan.
Lepas itu petualangan Iniesta Indonesia ini berlanjut ke divisi bawah negeri tulip bersama Almere City, Telstar, dan juga Cambuur. Pada akhirnya ia pun berujung juga di tanah air dengan tiga klub sudah ia bela yakni Persija Jakarta, Bali United, dan kini Borneo FC.
Lilipaly meski tidak lagi muda masih terus berusaha untuk menjadi andalan bagi timnas Indonesia. Dalam pemusatan latihan terbaru, namanya masih masuk dalam daftar pemain yang dianggap memuaskan Shin Tae-yong.
Karier internasionalnya mungkin tidak lagi panjang namun bintang berdarah Maluku ini jelas masih belum habis. Terutama karena insting gol dan kreativitasnya masih bisa terlihat.
3. Marc Klok
Di antara semua pemain yang ada di daftar ini, Marc Klok adalah satu-satunya pemain yang bisa membela timnas Indonesia karena proses naturalisasi murni tanpa adanya darah keturunan.
Klok jatuh hati pada Indonesia setelah bermain di Liga 1 sejak 2017 bersama PSM Makassar. Ia pun bertekad untuk melepas paspor Belanda miliknya dan siap tinggal selama lima tahun penuh untuk memenuhi syarat menjadi WNI.
Pada 2022 silam akhirnya pemain yang kini berkostum Persib Bandung itu memainkan laga perdananya untuk timnas Indonesia. Total 13 caps dan empat gol sudah ia kumpulkan dan jadi salah satu nama pertama yang Shin Tae-yong selalu sisihkan tempat dalam skuad.
Klok adalah pemain tengah yang pandai dalam mengatur tempo juga ahli saat diserahi tugas mengeksekusi bola mati. Semua itu hasil belajar dari akademi FC Utrecht sejak usia belia.
Meski hanya bisa sampai level U-21 saja, namun playmaker 30 tahun itu tetap berkembang menjadi atlet yang baik. Ia punya keberanian untuk betualang ke negara lain termasuk Inggris, Skotlandia, dan Bulgaria sebelum datang ke Indonesia.