Jadi Buruan Man United, Bisakah Joao Palhinha Gantikan Casemiro?
Baik Casemiro dan Joao Palhinha sama-sama beroperasi sebagai pemain nomor 6 atau sebagai gelandang bertahan di timnya masing-masing.
Sebagai pemain nomor 6, tugas keduanya bisa berbeda tergantung kebutuhan tim, entah tim itu bermain menyerang ataupun bermain bertahan.
Di tim yang filosofinya menyerang, maka pemain nomor 6 bertugas mengatur ritme, sedangkan di tim yang bermain bertahan, maka tugasnya sebagai gelandang bertahan.
Di Man United, Casemiro pun unggul sebagai pemain nomor 6 karena gaya bermain Setan Merah. Sebagai pemain nomor 6, ia memiliki tugas layaknya gelandang Box to Box.
Selain kerap hadir untuk menyerang dengan 0,13 xG (Expected Goals) per laga, ia juga menjadi sosok dalam mengatur ritme dengan rataan 62,69 operan per laga dan akurasi 78,9 persen.
Catatan ini lebih tinggi ketimbang Joao Palhinha yang bermain di Fulham dengan gaya defensif. Tak heran ia lebih banyak beroperasi di tengah dan punya rataan rendah yakni 35,76 operan per laga dengan akurasi 82,2 persen.
Karenanya, tak adil membandingkan statistik keseluruhan, sehingga alangkah baiknya membandingkan peran keduanya sebagai gelandang bertahan.
Sebagai gelandang bertahan, Palhinha punya catatan mentereng yang tak kalah mentereng bila dibandingkan dengan Casemiro.
Soal tekel, Palhinha unggul dengan rataan 4,13 tekel per laga. Sedangkan Casemiro hanya mencatatkan 3,13 tekel per laga.
Lalu soal intersep dan blok, Palhinha hampir mengimbangi Casemiro dengan catatan 1,29 intersep dan 1,36 blok berbanding 1,63 intersep dan 2,52 blok.
Soal sapuan dan duel udara, keduanya punya catatan berimbang dengan Palhinha mencetak 1,99 sapuan dan 2,06 duel udara, sedangkan Casemiro membuat 2,85 intersep dan 2,88 duel udara.
Jika menjadi pelapis, Palhinha pun menjadi pemain yang cocok sebagai deputi Casemiro. Namun sebagai pengganti, ia harus bermain lebih baik agar bisa jadi andalan Man United.