Relaks Jelang Final SEA Games, Pemain Timnas Indonesia U-22 Stop Medsos dan Pilih Main Gaple
Misalnya pemain A atau B merasa tidak nyaman, maka di situlah peran psikolog dibutuhkan. Hasilnya pun menguatkan karakter pemain Indonesia.
Agar pemain bisa fokus menghadapi laga final SEA Games 2023, Sumardji memyampaikan jika tim pelatih membatasi pemain dalam menggunakan media sosial. Mereka juga sempat bermain gaple atau kartu bersama untuk mencairkan suasana.
"Kalau berkaitan dengan jelang final, mulai dari kemarin (dua hari lalu-red) kita sudah betul-betul steril agar anak-anak tidak bermain medsos berlebihan," tutur Sumardji.
"Kedua, tidak boleh buang buang waktu. Jadi waktu yang ada itu saya minta kepada anak-anak untuk fokus menghadapi final besok. Saya sudah sampaikan ke anak anak bahwa evaluasi kita selalu ada problem yaitu euforia," lanjutnya.
"Sekarang tidak ada euforia dan anak anak fokus. Saya berikan kesempatan pemain untuk bercanda, bersenda gurau sama teman-temannya dan tetap didampingi psikolog. Mereka main kartu sampai jam 9 (dua hari lalu), itu guyon guyon. Jadi dibuat se-happy mungkin dan jika happy pasti hasilnya akan baik," jelas pria 51 tahun itu.
Lebih lanjut, Sumardji tak mempermasalahkan psywar yang dilontarkan bek Thailand U-22, Songchai Thongcham yang meminta suporter Indonesia tidak datang ke stadion karena Thailand yang akan juara SEA Games 2023.
"Kalau bagi kita, kan itu psywar ya, supaya kita takut. Tapi kita bukan bangsa penakut. Kalau perlu kita maju maju maju," tegasnya.
Indonesia lolos ke partai puncak setelah singkirkan Vietnam di semifinal dengan skor 3-2. Sedangkan Thailand melaju usai bantai Myanmar dengan skor menyolok, 3-0.
Pada SEA Games kali ini, PSSI menargetkan medali emas. Sudah 32 tahun Timnas Indonesia puasa gelar setelah terakhir kali didapat pada 1991 di Filipina.