In-depth

Jalan di Atas Bara hingga Pakai Panah, Gaya Melatih 'Nyentrik' Pochettino yang Menanti Chelsea

Selasa, 16 Mei 2023 15:10 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Justin Setterfield/Getty Images
Mauricio Pochettino. Copyright: © Justin Setterfield/Getty Images
Mauricio Pochettino.
Membentuk Energi dan Mental Pemain

1. Menyimpan Nampan Berisikan Lemon di Meja Kerja

Metode kepelatihan ‘nyentrik’ Pochettino yang pertama adalah kebiasaannya menyimpan nampan berisikan lemon di meja kerjanya.

Dilansir dari The Telegraph, kebiasaan ini ternyata berasal dari rekannya di Argentina yang mengatakan kepada Pochettino bahwa lemon bisa menyerang energi negatif dan bisa melihat aura orang lain.

Pochettino sendiri terbilang pelatih yang mengedepankan energi dan pikiran positif, sehingga kebiasaan ia lakukan untuk dirinya dan juga para pemainnya.

Pria yang pernah melatih Paris Saint-Germain ini juga mengatakan bahwa dirinya kerap melihat energi positif pemain dan aura mereka, selain berdasarkan data dari tes para pemain tersebut.

“Saya membutuhkan data dan tes, tetapi yang paling mempengaruhi keputusan saya adalah energi yang mengalir. Saya dapat meramal hal-hal yang akan terjadi dari seorang pemain dari aura mereka,” tulis Pochettino di bukunya berjudul ‘Brave New World’.

2. Membentuk Mental dan Fokus Pemain

Dalam membentuk mental dan fokus para pemain ini, Pochettino terbilang nyentrik karena ia pernah meminta pemainnya berjalan di atas bara api dan mematahkan panah dengan tenggorokan.

Dua metode ini dilakukan saat Tottenham Hotspur akan melakoni final Liga Champions. Dilansir The Guardian, metode berjalan di atas api telah digunakannya sejak masih melatih Southampton.

Dibantu oleh temannya yang seorang motivator, Xesco Espar, metode berjalan di atas api dimaksudkan agar menguatkan pikiran pemain.

Pun hal serupa dengan panah, di mana panah tersebut akan diletakkan di tenggorokan dan pemain diminta mematahkannya untuk membentuk pikiran agar bersiap dan fokus.

“Ketika Anda melihat panah, Anda berpikir: ‘Tidak mungkin. Bagaimana saya bisa mematahkannya dengan tenggorokan?’,” ucap Pochettino.

“Lalu Anda berkata: ‘Tidak. Ayolah, saya bisa membunuh diri saya sendiri’. Anda meletakkan bagian tajam di tenggorokan, tetapi kemudian Anda maju dan mematahkannya,” lanjutnya.