In-depth

Gagal Juara Liga Europa Lagi, Daftar Kesialan Paling Menyakitkan Juventus di Eropa Modern

Sabtu, 20 Mei 2023 11:56 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© Kevin Barnes - CameraSport via Getty Images
Cristiano Ronaldo melakukan salto di final Liga CHampions 2016/17 melawan Juventus. Copyright: © Kevin Barnes - CameraSport via Getty Images
Cristiano Ronaldo melakukan salto di final Liga CHampions 2016/17 melawan Juventus.
3. Liga Champions 2016/2017

Setelah bosan menjadi runner up saja di Liga Champions 2002/2003 dan 2014/2015, Juventus optimis bisa menjadi juara ketika sekali lagi menembus final di 2016/2017.

Mereka berhak untuk percaya diri karena rekor yang begitu apik sejak fase grup hingga final dimana tidak satupun kekalahan menodai skuad asuhan Massilmiliano Allegri tersebut.

Sayangnya yang harus dihadapi di partai puncak adalah rajanya kompetisi, Real Madrid, yang mengincar trofi Kuping Besar nomor 14 mereka.

Di hari-H pertandingan, semua tampak berjalan seimbang. Real Madrid bisa unggul lebih dulu via Cristiano Ronaldo namun Mario Mandzukic bisa menyamakan skor 1-1 saat memasuki jeda pergantian babak.

Akan tetapi di paruh kedua Si Nyonya Tua malah porak-poranda. Gelontoran gol tambahan dari Ronaldo, Casemiro, dan Marco Asensio memaksa mereka menyerah 1-4 dan semenjak itu Juventus paling banter hanya melangkah sampai perempat final Liga Champions saja.

4. Liga Champions 2022/2023

Fans Juventus harusnya sudah bisa meramal jika menjadi juara Liga Europa musim ini saja klubnya tidak akan mampu mengingat saat masih di Liga Champions pun mereka tidak berdaya.

2022/2023 jadi salah satu musim terburuk Bianconeri di fase grup Eropa usai hanya menang sekali dari enam matchday tersedia.

Memang mereka harus bersaing dengan Paris Saint-Germain namun di atas kertas dua rival lainnya, Benfica dan Maccabi Haifa, bukanlah lawan yang normalnya menyulitkan.

Dusan Vlahovic dan kolega sebenarnya cukup beruntung masih bisa finis di peringkat ketiga dan terdegradasi ke Liga Europa.

Namun akhir dari kisah ini kita semua sudah tahu betapa jatuhnya standar Juventus dalam beberapa waktu ke belakang.