GM Arema FC: Bermain di Bali Adalah Satu dari Sekian Opsi Home Base
Yusrinal Fitriandi lantas menjelaskan alasan di balik klub mulai mempertimbangkan untuk bermarkas di Pulau Dewata selama Stadion Gajayana direnovasi.
Pertimbangan utama, perihal izin pertandingan yang dikeluarkan pihak keamanan. Karena di Bali, atmosfer sepak bola terbilang kondusif.
Hal ini lah yang membedakan situasi keamanan di Bali dan Jawa Timur, kendati Arema FC juga punya opsi lain berkandang tak jauh dari Malang.
Atmosfer sepak bola yang terbilang tinggi, membuat masalah izin pertandingan cukup sulit diperoleh. Dan kalaupun terbit, ada kekhawatiran laga berlangsung tanpa penonton.
Kondisi ini pernah dialami Persik Kediri, saat menjamu Persebaya Surabaya (18/3/23) lalu. Faktor keamanan akhirnya membuat Derby Jatim itu digelar tanpa penonton di Stadion Brawijaya.
Setidaknya, ada 2 stadion yang dikabarkan menjadi home base alternatif pilihan Arema FC, yaitu Stadion Gelora Delta di Sidoarjo dan Stadion Soeprijadi Kota Blitar.
"Yang pasti, kami akan mengambil keputusan yang terbaik. Jadi, ditunggu saja bagaimana nanti," beber Yusrinal Fitriandi.
Yang jelas, pihaknya sudah mengindikasikan untuk bermain diluar Malang pada pekan-pekan awal kompetisi, jika berlangsung pada 1 Juli 2023 mendatang.
Dengan estimasi waktu perbaikan stadion hingga 2 bulan pada Juni sampai Juli, maka Arema FC setidaknya bisa berkandang di Stadion Gajayana mulai Agustus.
"Kemungkinan besar ada 4 sampai 5 jadwal pertandingan home di awal kompetisi yang dimainkan di luar Malang," pungkas figur pengusaha event organizer di Malang itu.