Liga 1: Bos Madura United Tunduk Aturan Suporter Dilarang Away Day, tapi...
Achsanul Qosasi lantas mengutarakan, bahwa keberadaan Madura United sejatinya bukan sekedar sepak bola saja. Tapi, eksistensi klub lebih dari itu.
Ketika Tim Laskar Sape Kerrab bertanding di luar Madura, suporter yang hadir di stadion tak hanya mereka yang fanatik terhadap sepak bola.
Keberadaan mereka merupakan wujud kerinduan terhadap kehadiran sesama publik Pulau Garam. Terlebih, Madura United merupakan klub kebanggaan mereka.
"Sepak bola adalah silaturahim. Inilah kesempatan suporter merawat persatuan. Yang membuat onar, dihukum saja, aturannya kan sudah ada," beber Achsanul Qosasi.
Hal itu pun sudah tergambar dalam sejumlah laga away yang dilakukan Madura United selama tujuh tahun terakhir atau sejak klub berdiri pada 2016 lalu.
"Bagi suporter Madura, pertandingan tandang sangat penting. Di sanalah orang-orang perantauan akan bersua dalam jumlah besar. Juga menjadi ajang silaturahmi dan melepas kangen terhadap kampung halaman. Kami away dengan nyaman, bersahabat," ujarnya.
Namun sekali lagi, Madura United hanyalah sebatas klub anggota PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia yang menunjuk PT LIB sebagai operator Liga 1.
"Tapi apa pun keputusannya, Madura tetap tunduk, patuh pada regulator," tutup figur yang juga menjadi pejabat di salah satu institusi negara tersebut.