Di Bawah Gerry Cardinale dan Elliott, Kekayaan AC Milan Bertambah 2 Kali Lipat!
Seperti Elliot, RedBird memang terbukti mampu meningkatkan nilai AC Milan, terutama dengan strategi 'moneyball' dan investasi ke pemain-pemain muda (akademi).
Namun, melansir dari Sempre Milan, cara seperti itu juga memiliki sisi buruk, yakni Milan terancam keteteran untuk mengejar kesuksesan jangka pendek.
Begini penjelasannya. Investasi untuk mengembangkan para pemain muda dari akademi AC Milan membutuhkan waktu yang panjang.
Milan harus melatih mereka, lalu meminjamkan mereka ke klub lain demi mendapatkan pengalaman bermain, baru kemudian direkrut lagi untuk tim senior Rossoneri.
Hal ini sangat baik dilakukan jika Milan juga mempersiapkan strategi untuk mengejar kesuksesan jangka pendek. Musim lalu, mereka tidak mendapat gelar apapun, baik di Liga Italia (Serie A) atau di Liga Champions.
Sehingga, Milan harus bisa seimbang antara menelurkan bakat-bakat muda dan membeli para pemain yang sudah berpengalaman untuk kesuksesan jarak dekat.
Hal ini bisa dilihat dari Ajax Amsterdam dan Borussia Dortmund. Kedua tim itu berinvestasi pada pemain muda tapi mereka juga tetap memiliki performa yang stabil dengan jual beli pemain berpengalaman.
Ajax mampu menelurkan bakat muda dan mengolahnya menjadi bintang. Bintang-bintang tersebut bakal dilirik oleh klub lain, tapi Ajax selalu bisa mencari penggantinya.
Dortmund juga demikian. Mereka menciptakan pemain bintang dari bakat muda seperti Ousmane Dembele dan Jadon Sancho kemudian menjualnya ke klub lain dengan harga yang tinggi.
Jika AC Milan di bawah RedBird mampu menjalankan trik tersebut, maka bukan tidak mungkin Rossoneri mampu mendulang kesuksesan di Liga Italia maupun di Liga Champions.