Sejarah Sengit Trio Belanda AC Milan vs Trio Jerman Inter, Siapa Lebih Hebat?
Sementara itu, di sisi lain trio Belanda AC Milan, Van Basten-Gullit-Rijkaard, tampil cemerlang selama periode keemasan mereka.
AC Milan mengangkat dua trofi Serie A Liga Italia, dua Piala Super Eropa, dan European Cup (sekarang Liga Champions).
Raihan tersebut tentu saja belum termasuk penghargaan-penghargaan individu termasuk Marco van Basten yang meraih gelar capocannoniere pada 1989/1990 dan 1991/1992.
Selain itu, trio Belanda AC Milan Van Basten-Gullit-Rijkaard juga pernah menguasai tiga daftar teratas calon peraih Ballon d’Or 1988.
Nama ketiganya lengkap dengan embel-embel AC Milan pun menghiasi daftar kandidat edisi 1988, yang kemudian dimenangkan oleh Marco van Basten.
Legenda sepak bola kelahiran Utrecht ini pun kembali meraih Ballon d’Or 1989 usai mengangkangi Franco Baresi dan Frank Rijkaard - semuanya juga dari AC Milan.
Di sisi lain, ada satu dari anggota trio Jerman Inter yang juga berhasil meraih penghargaan bergengsi ini yakni Lothar Matthaus pada 1990.
Di edisi Ballon d’Or 1990 ini pula, Lothar Matthaus turut berada di daftar teratas bersama Andreas Brehme, yang berakir di posisi tiga.
Meski ada perbedaan nasib antara trio Belanda AC Milan dan trio Jerman Inter, enam pemain ini adalah legenda-legenda hebat yang sangat dihormati di klub masing-masing.
Keberadaan mereka pun akan selalu diingat sebagai daya tarik dan persaingan sepak bola Italia yang sangat luar biasa pada era 1980 dan 1990-an.