Kasus-Kasus Menarik yang Bisa Menginspirasi Kesuksesan Moneyball ala AC Milan
Di sepak bola, konsep moneyball biasanya berkutat pada sejumlah statistik seperti Expected Goals (xG), Expected Assist (xA), dan Post-Shot Expected Goals (PSxG).
Dengan bujet yang terbatas, Matthew Benham memilih fokus pada pemain yang berasal dari tim-tim kecil baik di dalam maupun di Liga Inggris.
Mereka yang berasal dari tim-tim kecil biasanya bernilai lebih rendah tapi masih bisa dipoles untuk menghasilkan keuntungan alias profit.
Pemain-pemain itu pun dipilih dan ditentukan nilainya berdasarkan data, statistik, dan hitung-hitungan matematis.
Berdasarkan hasil kerja keras Brentford dan konsep moneyball-nya, maka lahirlah sejumlah pemain-pemain seperti Neil Maupay dan Ollie Watkins.
Selain Brentford, FC Midtjylland juga dikenal sebagai klub yang pernah mengusung konsep moneyball dalam proses perekrutan mereka.
Dari metode tersebut, merapatlah Tim Sparv, pemain yang didatangkan dari klub kasta kedua Liga Jerman pada 2014, Greuther Furth.
Direktur olahraga FC Midtjylland saat itu, Rasmus Ankensen, menerima laporan berbasis moneyball sebanyak 20 lembar yang mendarat di meja kerjanya.
Setelah menelaah laporan tersebut, FC Midtjylland pun mendatangkan Tim Sparv dan apa yang terjadi?
“Saat saya sampai di Denmark, Ankersen berkata bahwa dia telah menganalisis ratusan data tentang pertandingan-pertandingan saya,” ucap Tim Sparv, dikutip dari Sempre Milan.
“Dia dan timnya tahu segalanya. Mulai dari jumlah tekel, berapa banyak saya mencapai kotak penalti, dan jumlah tendangan saya ke gawang,” ujarnya lagi.