Kasus-Kasus Menarik yang Bisa Menginspirasi Kesuksesan Moneyball ala AC Milan
Bahkan dalam kesaksiannya, Tim Sparv mengaku hanya mencatatkan satu gol, namun ada barometer tersendiri dari FC Midtjylland yang akhirnya membuat mereka melakukan perekrutan.
“Saya hanya mencetak satu gol, tapi saya mencolok di hal-hal lain,” tambah gelandang yang berada di FC Midtjylland selama periode 2014 s.d. 2020 tersebut.
Tim Sparv juga mengingat, bahwa Matthew Benham selaku pemilik klub saat itu (sebelum membeli Brentford), selalu menekankan satu hal.
“Jika kita tidak dapat bersaing secara ekonomi dengan klub besar, kita harus menemukan bongkahan emas tersembunyi dengan cara sendiri, melalui statistik,” jelasnya.
Memakai moneyball, baik Brentford maupun FC Midtjylland berhasil mengubah nasib dan sejarah mereka yang awalnya berakar sebagai klub kecil dengan bujet minim.
Di sisi lain, AC Milan yang sudah mengantongi nama besar di kancah Liga Italia, kontinental, dan dunia, bisa memanfaatkan moneyball untuk tujuan lain yang tidak kalah menjanjikan.
Tidak hanya menghemat bujet, AC Milan bisa merekrut lebih banyak bibit-bibit muda, mungkin dari klub antah-berantah sekali pun.
Hanya saja, meski berbasis datam Tim Sparv juga melihat adanya faktor x lain yang bisa berpengaruh, seperti feeling, mood, bahkan ketidakberuntungan pemain dalam suatu laga.
Namun memang, tim yang bekerja dengan mengusung konsep moneyball harus bekerja ekstra keras dengan sederet data dan statistik matematis.
Apakah AC Milan nantinya bisa berhasil seperti Brentford dan FC Midtjylland jika ikut-ikutan memakai metode dan konsep moneyball?