Dikejar 2 Tahun Beruntun oleh Ten Hag, Sebagus Apa Sebenarnya Kualitas Rabiot?
Adrien Rabiot sebenarnya sudah lama dianggap bukan pemain yang spesial. Ia memang sempat dianggap sebagai wonderkid di awal kebersamaannya dengan Paris Saint-Germain namun masalah kepribadian membuatnya lama-lama dianggap sebagai benalu tim.
Juventus pun menampungnya secara cuma-cuma pada bursa transfer musim panas 2019 dengan harapan bisa membangkitkan karier pria dengan rambut ikal tersebut namun nyatanya tidak demikian.
Benar jika Rabiot tidak pernah memainkan lebih sedikit dari 37 pertandingan di segala ajang untuk Il Bianconeri dalam semusim sejak kedatangannya namun fans kerap kali menganggapnya sebagai pemain tidak becus.
Di tiga musim pertamanya bersama Juventus, Rabiot menghasilkan hanya enam assist dan enam gol. Mungkin statistik tersebut bisa dimanfaatkan bila ia terlibat dalam permainan dengan cara lain namun juga tidak.
Akan tetapi semua anggapan miring tersebut tiba-tiba sirna pada 2022/2023 lalu kala Rabiot secara tidak terduga justru keluar sebagai pahlawan Juventus di masa sulit.
Musim lalu selain dilanda inkonsistensi performa, Si Nyonya Tua juga diuji dengan hukuman pengurangan poin akibat tuduhan kecurangan dalam pembukuan keuangan.
Tidak heran jika kemudian mungkin motivasi para pemain asuhan Massimiliano Allegri jadi mengendor namun tidak dengan Adrien Rabiot.
Di semua ajang Rabiot menuntaskan 48 pertandingan dengan catatan 11 gol dan enam assist yang menempatkannya sebagai salah satu pemain paling produktif Juventus.
Dalam sekejap cinta dari publik Allianz Stadium untuk Rabiot kembali hadir meski pada akhirnya Juventus tetap gagal finis di zona Liga Champions.
Inilah kenapa Manchester United juga kembali mendekati midfielder 28 tahun tersebut.