In-depth

Kedatangan Samuel Chukwueze di AC Milan Langsung Bentuk Trisula Maut Mengerikan

Selasa, 25 Juli 2023 11:42 WIB
Editor: Juni Adi
© REUTERS/Daniele Mascolo
Selebrasi Rafael Leao di laga Liga Italia antara AC Milan vs Lecce. REUTERS/Daniele Mascolo Copyright: © REUTERS/Daniele Mascolo
Selebrasi Rafael Leao di laga Liga Italia antara AC Milan vs Lecce. REUTERS/Daniele Mascolo
Formasi AC Milan

Sejak membesut AC Milan pada paruh kedua musim 2019, Pioli jarang sekali mengubah formasi. Ia selalu memilih menggunakan pola 4-2-3-1.

Posisi kiper, kemungkinan Pioli masih akan mengandalkan Mike Maignan. Kiper berusia 28 tahun itu sudah terbukti kokoh di bawah mistar gawang, dengan beberapa kali penyelamatan pentingnya musim lalu.

Ia juga cukup pandai dalam membantu bangun serangan dari bawah, karena mempunyai akurasi operan yang bagus. Artinya Marco Sportiello hanya akan jadi pilihan kedua alias cadangan, jika Maignan berada dalam kondisi fit.

Di depan Mike Maignan ada empat bek kokoh, yakni duet bek tengah Fikayo Tomori dan Malick Thiaw, serta Theo Hernandez dan Davide Calabria yang mengisi posisi kiri dan kanan.

Sementara itu duet Ruben Loftus-Cheek dan Tijjani Reijnders di gelandang bertahan memberi tim kestabilan baik dalam bertahan maupun menyerang.

Juga ada nama Ismael Bennacer yang bisa menggantikan satu dari kedua double pivot Rossoneri itu saat dibutuhkan. Di posisi nomor 10, ada Christian Pulisic.

Ia bertugas sebagai pengatur serangan sambil mengatur tempo permainan dengan memberikan umpan-umpan manja juga untuk penyerang.

Bentuk Trisula Maut

Di lini depan, Pioli bakal menciptakan trisula maut di lini depan dengan kehadiran Samuel Chukwueze. Winger berusi 24 bakal diduetkan dengan Rafael Leao di sektor kiri dan Olivier Giroud pada ujung tombak.

Posisi asli Chukwueze memang ada di kanan tetapi ia juga bisa disebut sebagai pemain versatile, baik sebagai pemain sayap dari trisula penyerang, atau sebagai gelandang serang di belakang striker dalam formasi 4-2-3-1.

Ia punya keunggulan dari pemain lain dalam hal menggiring bola, sangat lengket dan agresif saat melakukan tusukan ke kotak penalti lawan yang bikin lini pertahanan waspada.

Chukwueze suka mengeksploitasi untuk menembak dengan kaki kirinya, permainan yang sangat disukai Arjen Robben: kemiripan ini membuatnya mendapat julukan 'Robben Nigeria'.

Jika perlu, Chukwueze juga bisa bermain di sayap kiri, atau bahkan sebagai gelandang serang dalam arti yang paling murni, karena itu merupakan posisi sentral.

Ketajaman Samuel Chukwueze diimbangi dengan baik oleh winger sisi kiri yang bakal jadi tempat Rafael Leao.

Sudah kita ketahui kalau kualitas Leao tak perlu diragukan untuk AC Milan. Musim lalu, ia cukup subur dengan membuat 15 gol dan 10 assist dari 35 pertandingan di Serie A.

Duet winger tajam dan lincah disempurnakan oleh sosok striker haus gol berpengalaman Olivier Giroud. Meski usianya sudah tidak muda lagi, tetapi pemain asal Prancis ini tidak kehilangan insting membunuhnya di kotak penalti lawan.

Musim lalu,ia tampil dalam 47 pertandingan untuk AC Milan di semua kompetisi dan mencetak 18 gol serta 7 assist.

Trisula Samuel Chukwueze, Rafael Leao dan Olivier Giroud, bisa membuat Rossoneri bakal berbicara banyak di kompetisi musim depan.