5 Pembelian Terbaik Manchester United Pasca Era Sir Alex, Ronaldo Tidak Termasuk?
Bertahun-tahun lamanya Manchester United gagal untuk membangun lini tengah yang solid usai terlalu sulit move on dari opsi pas-pasan yang mereka punya sampai pada akhirnya Casemiro tiba di bursa transfer musim panas 2022 lalu.
Benar jika harganya yang mencapai 70 juta tergolong sangat mahal untuk seorang pemain 30 tahun namun pengalaman Casemiro dan kualitasnya memang pantas untuk diganjar tinggi.
Dalam sekejap midfield Manchester United menjadi lebih disegani dengan keberadaannya. Tanpa gelandang bertahan Brasil itu mustahil armada Erik ten Hag bisa tampil sebaik di 2022/2023 lalu yang juga berbuah satu trofi Carabao Cup.
2. Luke Shaw
Sejak dibeli dari Southampton pada bursa transfer musim panas 2014 silam, semua juga tahu jika Luke Shaw punya potensi besar untuk menjadi bek kiri terbaik dunia namun rentetan cedera parah plus konflik dengan manajer selalu menghalanginya mencapai itu semua.
Beruntung Shaw punya determinasi tinggi untuk sukses di Manchester United. Dua kali ia harus menghadapi persaingan dari pemain baru dalam diri Alex Telles dan Tyrell Malacia namun dua kali pula dirinya bangkit dengan performa kelas dunia.
Musim depan Shaw diprediksi masih akan jadi andalan Ten Hag di sisi kiri pertahanan Iblis Merah. Belakangan ia makin fleksibel saja karena bisa beroperasi sebagai bek tengah pengganti terutama bila Lisandro Martinez absen.
1. Bruno Fernandes
Tidak ada yang bisa memperdebatkan jika Bruno Fernandes adalah pembelian terbaik Manchester United di era pasca Sir Alex Ferguson. Bahkan semua juga tahu jika ia adalah epitome, perwujudan, dan manifestasi arti klub tersebut.
Fernandes punya jiwa kepemimpinan di samping kreativitas dan insting gol luar biasa. Eks Sporting Lisbon itu selalu dipercaya oleh pelatih yang silih berganti bertugas di Teater Impian.
Namanya selalu masuk barisan teratas pemain non-kiper soal menit bermain seolah ia robot yang tidak kenal lelah. Sangat mengagumkan terutama karena posisi bermainnya baik itu saat menjadi gelandang, sayap, atau striker bayangan menuntut mobilitas super tinggi.
Sebuah tindak kriminal sebenarnya kenapa Fernandes baru dijadikan kapten tim di musim penuh keempatnya bersama Manchester United namun lebih baik terlambat ketimbang tidak sama sekali.