INDOSPORT.COM - Arema FC kembali mendapatkan kesempatan terbaik untuk segera menuntaskan puasa kemenangan yang terjadi dalam melakoni tujuh laga di Liga 1 Indonesia 2023/24.
Selama periode itu, tim berjulukan Singo Edan baru mengemas dua poin hasil dua kali imbang dan lima laga lainnya berujung kekalahan, baik kandang maupun tandang.
Kini, peluang untuk segera bangkit dari keterpurukan datang lagi. Yaitu saat melawan Rans Nusantara FC di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Senin (14/8/23).
Laga ini pun akan pertama kalinya dijalani Arema FC tanpa pelatih kepala. Joko Susilo resmi lengser dan digantikan Kuncoro sebagai caretaker.
"Kami tekankan ke anak-anak, bahwa sangat penting mencapai kemenangan atau tenggelam," ucap Kuncoro dalam pre-match press conferrence Minggu (13/8/23).
Rentetan hasil buruk itu memang langsung berimbas pada posisi tim yang terdampar di dasar klasemen. Arema FC bahkan kini terancam degradasi ke Liga 2.
Sehingga, opsi satu-satunya untuk menghapus mimpi buruk adalah menang. Dengan meraup tiga poin, setidaknya Arema FC bisa menjaga jarak dengan tim lain.
Dendi Santoso dkk yang baru mengumpulkan dua angka, terpaut tipis dari Bhayangkara FC (4) dan Persib Bandung (7) sebagai tiga urutan terbawah klasemen.
Optimisme boleh saja diusung Arema FC. Meski mereka juga tahu, bahwa Rans Nusantara FC kali ini datang sebagai tim tak terkalahkan dalam empat laga terbaru.
"Kami menjalani persiapan sebagaimana biasanya, berjalan bagus. Mudah-mudahan bisa mencapai kemenangan," tandas gelandang legendaris Arema Malang itu.
Melalui tujuh pertandingan tanpa kemenangan, jelas menjadi periode paling jeblok yang dilakoni Arema FC sepanjang partisipasi mereka di era Liga 1 (sejak 2017).
Dalam sejarahnya, Tim Singo Edan paling lama tanpa kemenangan adalah pada laga ke-5, ketika masih dibesut Joko Susilo pada Liga 1 2018.
Ceritanya sama persis dengan musim 2023/24. Joko Susilo harus lengser dan digantikan oleh pelatih asal Slovenia, Milan Petrovic pertengahan musim 2018.
Kuncoro pun mengakui hal ini sebagai predikat terburuk. Maka dari itu, tidak ada jalan lain bagi Arema FC untuk bangkit selain memenangi laga kontra Rans FC.
"Periode ini bisa dibilang paling parah. Tentu kami sudah melakukan evaluasi secara total terhadap hasil yang didapat," ungkap Kuncoro.
Lantas, aspek apa saja yang sudah dibenahi tim peraih trofi juara Piala Presiden 2017, 2019 dan 2022 itu pasca mengalami periode terparah musim ini?
"Organisasi permainan jadi evaluasi total kami sebelum pertandingan ini. Bagaimana kerja sama antar pemain harus maksimal," beber Kuncoro.
"Kami melihat jarak antar lini belakang, tengah sampai depan sangat jauh, tidak sinkron. Mudah-mudahan semua itu teratasi," pungkasnya.