In-depth

Head to Head Marco Carnesecchi vs Mattia Perin Jadi Nomor 1 Juventus Gantikan Szczesny

Selasa, 15 Agustus 2023 07:00 WIB
Editor: Juni Adi
© Instagram@carnesecchimarco
Kiper Italia, Marco Carnesecchi. (Foto: Instagram@carnesecchimarco) Copyright: © Instagram@carnesecchimarco
Kiper Italia, Marco Carnesecchi. (Foto: Instagram@carnesecchimarco)
Profil Marco Carnesecchi

Sedangkan Marco Carnesecchi adalah pesepakbola berposisi sebagai kiper yang lahir di Rimini, Italia, pada 01 Juli 2000 lalu atau 23 tahun lalu.

Ia merupakan pemain didikan dari tim akademi Sant'Ernete dan AC Cesena pada 2015. Bakatnya kemudian terpantau oleh Atalanta dan diboyong tahun 2017.

Saat itu Marco Carnesecchi tidak langsung membela tim utama. Ia dididik di tim U-19, kemudian dipinjamkan lagi ke Cesena U-17.

Setelah menimba ilmu cukup panjang di tim muda Cesena dan Atalanta, Marco Carnesecchi akhirnya mendapat kesempatan untuk promosi ke tim utama Atalanta pada 2019.

Sayangnya tidak mudah bagi Marco Carnesecchi untuk bisa menembus tim reguler. Ia kembali disekolahkan ke tim Serie D, Trapani 1905.

Kembali ke tim pada tahun 2020, Marco Carnesecchi lagi-lagi dipinjamkan oleh Atalanta ke tim papan bawah Cremonese musim lalu. 

Head to Head

Secara teknik, keduanya sama-sama mempunyai kualitas yang sebanding. Tetapi Carnesecchi jauh lebih unggul jika melihat statistik di musim lalu.

Hal itu terjadi karena Carnesecchi adalah kiper utama saat dipinjamkan ke Cremonese sedangkan Perin adalah kiper kedua di Juventus, sehingga jumlah pertandingannya cukup jomplang.

Carnesecchi musim lalu membuat 27 penampilan sementara Perin membuat 11 pertandingan di Liga Italia, sehingga kans kebobolan Carnesecchi lebih besar daripada Perin karena tampil di setiap pertandingan.

Kiper berusia 23 tahun itu membuat 4.0 atau 69% penyelamatan di Seri A, sedangkan Perin mencatat 3.0 atau 83% menurut Sofascore. Perin memang lebih besar, tetapi perlu diingat ia jarang diturunkan oleh Allegri.

Sehingga kemampuan Carnesecchi sangat lebih baik dalam menjaga gawang, karena musim lalu ia total membuat 129 penyelamatan, di antaranya 63 save di dalam kotak penalti, 44 save di luar kotak penalti, dan menepis bola sebanyak 22 save di Serie A.

Perin membuat total 39 di antaranya 15 saves di dalam kotak penalti, 18 save di luar kotak penalti, dan 1 save berhasil ditangkap, dan 5 save menepis bola.

Namun Perin punya keunggulan dalam hal distribusi bola yang merupakan salah satu skill kewajiban kiper modern.

Ia mempunyai atribut 78% kemampuan distribusi bola, unggul dari Carnesecchi yang mempunyai 69% atribut distribusi bola dari kemampuan sebagai kiper.

Tetapi Carnesecchi bisa lebih berkembang karena ia merupakan talenta muda. Musim lalu saja, kemampuannya dalam distribusi bola sudah membaik.

Dalam performanya, Carnesecchi terlihat begitu tenang dalam proses build-up dari belakang.

Ia terlihat tidak panik sama sekali saat menghadapi pressing tinggi dari para pemain lawan dan masih mampu melepaskan umpan-umpan akurat.

Tak hanya itu, Carnesecchi juga memiliki kemampuan dalam membaca bola yang sangat bagus sehingga ia kerap membuat penyelamatan-penyelamatan krusial.

Salah satu performa tangguhnya terjadi di musim lalu saat Cremonese menghadapi AC Milan di Serie A musim lalu.

Kala itu AC Milan bertamu ke Cremonese dalam lanjutan Liga Italia, Rabu (9/11/22). Kedua tim berbagi satu poin dengan hasil akhir 0-0.

Aktor utama pertandingan itu adalah kiper Cremonese, Marco Carnesecchi yang tampil gemilang selama 90 menit.

Carnesecchi mampu patahkan peluang-peluang emas dari sepakan jarak dekat Origi dan Messias. Carnesecchi begitu tenang menjaga kesucian gawangnya.

Tak heran berdasarkan statistik Liga Italia musim lalu, Cremonese menjadi tim dengan tingkat penyelamatan tinggi mencapai 158 saves musim lalu.

Penampilan bagus Marco Carnesecchi membuatnya mendapat panggilan dari pelatih Roberto Mancini ke timnas Italia. Carnesecchi sebelumnya juga jadi andalan di Timnas Italia U-21.

Sehingga jelas, Marco Carnesecchi lebih layak jadi kiper utama Juventus dan mereka harus terus bergerak mendesak Atalanta menjualnya, untuk mengantisipasi kepergian Wojciech Szczesny musim panas ini.

Di sisi lain, ini menjadi mimpi buruk Perin karena kemampuannya bisa menurun jika jadi cadangan mati di Juventus.

Padahal ia pernah disebut sebagai salah satu kiper masa depan timnas Italia, tetapi mulai tenggelam seiring kalah bersaing dengan Szczesny di Juventus meski keduanya datang di waktu yang bersamaan, yakni musim panas 2018.

Meski begitu, Perin tetap merupakan salah kiper paling potensial di Italia sejak beberapa tahun ke belakang.

Mempunyai reflek dan postur yang tinggi besar merupakan sebuah keunggulan dari Mattia Perin untuk menjadi salah satu kiper cadangan berkualitas di Eropa untuk saat ini.