Gianluigi Buffon: Saya Cuma Kiper Terbaik Nomor 3 Sepanjang Masa
Gianluigi Buffon memulai perjalanannya bersama Parma yang telah mendidiknya sejak masa akademi dan ia menjadi bagian dari skuad masa emas kesebelasan tersebut pada akhir dekade 90-an hingga awaln 2000-an.
Enam musim pertamanya sebagai pemain pro dihabiskan bersama Parma yang ia bawa menjuarai masing-masing satu Coppa Italia, Piala Super Italia, dan Piala UEFA (kini Liga Europa).
Capaian tersebut membuat Juventus tertarik untuk merekrutnya sekaligus menjadikan pria kelahiran Carrara, Italia, itu stopper termahal dunia dengan harga beli 52 juta Euro pada bursa transfer musim panas 2001.
Tidak kurang dari delapan titel Liga Italia, empat Coppa Italia, dan lima Piala Super Italia bisa Buffon menangkan bersama I Bianconeri yang akhirnya sempat ia tinggal sebentar ke Paris Saint-Germain (PSG) selama semusim di 2018/2019 karena pergi sebagai free agent.
Meski hanya sebentar di Prancis, ayah dari tiga anak itu masih sempat mengantarkan dua masing-masing satu trofi Liga Prancis dan Piala Super Prancis.
Setelah itu Buffon pulang ke pangkuan Juventus untuk dua musim dimana satu Liga Italia, Coppa Italia, dan Piala Super Italia lagi-lagi masuk dalam daftar capaiannya sebelum kembali angkat kaki dari Turin untuk membela Parma sejak Juli 2021 lalu.
Gianluigi Buffon mungkin akan dianggap punya penyesalan besar usai tidak pernah menjadi juara Liga Champions namun ia setidaknya pernah mengawal gawang Italia saat menjadi kampiun Piala Dunia 2006.
Ditambah lagi ia juga punya penghargaan individual yang tak terhitung lagi jumlahnya mulai kiper terbaik Italia, kiper terbaik Eropa, hingga kiper terbaik dunia yang melengkapi statusnya sebagai jajaran pemain terbaik dalam sejarah Parma, Juventus, juga timnas Italia.
Sebelum pensiun, Gianluigi Buffon sempat dikabarkan mendapat tawaran fantastis dari klub Arab Saudi.
Namun, kiper veteran tersebut memilih menolaknya dan mengakhiri karier di kampung halamannya, sekaligus klub pertamanya.