In-depth

Bedah Kualitas Moise Kean yang Membuat AC Milan Jatuh Hati

Jumat, 18 Agustus 2023 12:10 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Reuters/Massimo Pinca
Moise Kean, pemain Juventus. Foto: REUTERS/Massimo Pinca Copyright: © Reuters/Massimo Pinca
Moise Kean, pemain Juventus. Foto: REUTERS/Massimo Pinca
Tipikal Penyerang Modern

Menyebut Moise Kean tak konsisten sebagai penyerang sejatinya bukanlah hal yang salah, apalagi jika melihat catatannya sejak berhasil menembus tim utama Juventus.

Sejak tampil di tim utama pada musim 2018/2019, penyerang berusia 23 tahun ini mampu mencuri perhatian dengan menorehkan 6 gol dari 13 laga.

Tapi catatan itu menurun di musim kedua kala Juventus menjualnya ke Everton, di mana Moise Kean hanya membuat 2 gol sajak dari 29 laga.

Catatan Moise Kean pun sempat melonjak di musim 2020/2021 kala dipinjam PSG, di mana ia mampu melesakkan 13 gol dari 26 laga.

Nahas, performanya kembali menurun saat kembali ke Everton dan kemudian membela Juventus lagi di musim 2021/2022 lalu.

Di musim 2021/2022, Moise Kean hanya membuat 5 gol dari 32 laga bagi Juventus dan mencetak 6 gol dari 28 laga di musim 2022/2023.

Dengan catatan yang tak konsisten itu, mengapa AC Milan masih meminati jasa Moise Kean? Apakah Rossoneri tak bisa mendatangkan penyerang yang lebih mumpuni?

Meski inkonsisten, Moise Kean nyatanya punya catatan yang membuat AC Milan jatuh hati. Tercatat, ia mampu membuat 0,47 Non-Penalty Goals (NPG) per 90 menit dari 3,16 tembakan per 90 menit.

Kemampuannya dalam mencetak gol juga berbanding lurus dengan kemampuannya melakukan tusukan, dengan rataan 2,69 dribel ke area lawan per 90 menit dan 1,28 sukses melewati lawan.

Moise Kean juga bertipe penyerang modern, di mana ia rajin membantu pertahanan di Final Third dengan rataan 1,08 tekel+intersep per 90 menit.

Lebih jauh lagi, catatan-catatan ini berbanding terbalik dengan penyerang AC Milan seperti Olivier Giroud dan Divock Origi yang lebih bertipe Target Man dan jarang membantu pertahanan.

Maka tak mengherankan AC Milan memilih Moise Kean sebagai deputi Olivier Giroud agar lini serangnya lebih bervariatif dan lebih cair ketimbang saat memainkan seorang Target Man.