Bologna vs AC Milan, Pelatih Legendaris Mencak-mencak Rossoneri Tanpa Italia
Arrigo Sachi menekankan bahwa memiliki pemain dengan latar belakang banyak negara tentu saja tidak mudah bagi sebuah klub.
Para pemain baik itu dari Spanyol, Prancis, Belanda atau Inggris harus beradapdasi satu sama lain bersamaan mereka harus beradaptasi dengan arahan pelatih.
“Mereka berasal dari negara mana-mana, biasanya, sepak bola menyerang lebih banyak praktiknya, sehingga mereka harus beradaptasi dengan kebutuhan baru, metode latihan, rekan satu tim dan perubahan gaya hidup, lanjut Arrigo Sachi.
Keputusan AC Milan mendatangkan sejumlah pemain asing pada musim panas kemarin juga membuktikan bahwa filosofi klub sudah berubah.
Hal ini juga diawali dengan diusirnya dua sosok penting di balik keberhasilan AC Milan memenangkan gelar Scudetto pada kompetisi 2021-2022, yakni Paolo Maldini dan Ricky Massara.
“Jika saya seorang penggemar, saya tidak akan senang, saya percaya bahwa beberapa pemain Italia juga penting dalam membuat orang memahami sejarah dan gaya klub yang berusia lebih dari 100 tahun,” tambahnya.
“Tetapi jika mereka berhasil (meski tidak diperkuat pemain Italia), dan jika mereka mendapatkan hasil positif dalam permainan dan poin, ya bersyukur saja.
“Namun, jika Rossoneri ingin bermain dalam formasi 4-3-3, entah itu pemain Italia atau asing, mereka harus menyadari bahwa kedua sayap harus kembali ke fase bertahan, jika tidak, mereka akan memiliki banyak masalah,” pungkas Arrigo Sacchi.
Terlepas dari komentar pelatih yang pernah menukangi AC Milan dua kali pada 1987-1991 dan 1996-1997 itu, keputusan merekrut pemain asing tak lepas dari keingian Stefano Pioli untuk menghadapi tantangan di kompetisi domestik dan Eropa pada musim ini.
AC Milan sendiri pada bursa transfer musim panas ini sudah menambahkan sejumlah amunisi seperti Tijjani Reijnders (Belanda), Samuel Chukwueze (Nigeria), Christian Pulisic (AS), Yunus Musah (AS), Ruben Loftus-Cheek (Inggris), dan Niah Okafor (Swiss).