Siapa Sardar Azmoun? Bomber Iran yang Dikabarkan Sepakat Gabung AC Milan
Dengan catatan 5 gol dari 44 laga bersama Bayer Leverkusen, banyak yang menilai Sardar Azmoun tak pernah cocok bermain di lima liga top Eropa.
Catatan terbaiknya justru lebih banyak didapatkan di Rusia, yang kualitas liganya dianggap tak cukup baik ketimbang liga-liga Eropa lainnya.
Tapi faktanya, catatan yang tak cemerlang dari Azmoun di Leverkusen tak lepas dari sistem yang dimainkan oleh tim asal Jerman itu.
Ya, sistem Leverkusen menuntutnya tak hanya menjadi Goal Getter yang menjadi tugasnya, melainkan menjadi pemain yang harus rajn turun ke dalam.
Catatannya sepanjang membela Leverkusen pun menjadi buktinya, di mana Azmoun lebih banyak menciptakan peluang ketimbang mendapat peluang itu sendiri.
Tercatat, Azmoun membuat 3,05 Shot-Creating Actions (SCA) atau tindakan berbuah peluang per 90 menit. Nilai ini lebih besar dari tembakan yang ia buat yakni hanya 2,23 tembakan per 90 menit.
Azmoun juga dimainkan sebagai pemantul bagi penyerang utama Leverkusen, yakni Patrik Schick, dengan rataan 2,56 umpan progresif per 90 menit, dan minim sentuhan di kotak penalti dengan rataan 4,04 sentuhan saja.
Bahkan, Azmoun harus membantu pertahanan dari Final Third dengan rataan 0,99 tekel+intersep dan membuat 1,32 sapuan per 90 menit.
Catatan-catatan ini menunjukkan bahwa Leverkusen salah menggunakan Azmoun yang lebih bertipe Goal Getter ketimbang menjadi Second Striker.
AC Milan pun sadar akan kualitas Azmoun sebagai Second Striker itu, dan meyakini jika dirinya ditempatkan sebagai Goal Getter, maka torehan golnya akan meningkat.
Apalagi selama berada di Rusia, Azmoun memiliki rasio gol di atas 0,50 gol per 90 menit baik saat membela Rubin Kazan, FK Rostov, dan Zenit St Petersburg.
Jika Sardar Azmoun bergabung, akankah AC Milan bisa mengembalikan ketajamannya lagi dengan menjadikannya Goal Getter ketimbang Second Striker?