Liga Indonesia

Kebangkitan Persiter Ternate dalam Tubuh Klub Baru Bernama Malut United FC

Senin, 4 September 2023 00:09 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Grafis: Yuhariyanto/INDOSPORT
Logo Persiter Ternate dan Logo Malut United FC. Copyright: © Grafis: Yuhariyanto/INDOSPORT
Logo Persiter Ternate dan Logo Malut United FC.

INDOSPORT.COM - Jagat sepak bola Indonesia pernah diwarnai klub asal Maluku, Persiter Ternate. Laskar Kie Raha, julukan mereka, tercatat menembus kasta tertinggi yang dulu masih mengusung nama Divisi Utama, tepatnya edisi 2006.

Langkah Persiter patut diapresiasi karena mereka berjuang dari bawah untuk kemudian melangkah ke Divisi Utama dengan status promosi pada pengujung musim 2005 bersama tiga klub lain, yakni Persiwa Wamena, Persitara Jakarta Utara, dan PSIM Yogyakarta.

Kiprah Persiter di Divisi Utama sebenarnya cukup bagus karena mampu bertahan selama dua musim (2006, 2007). Salah satu pemainnya bahkan beredar di papan atas daftar top skor Divisi Utama, siapa lagi kalau bukan Rachmat Rivai.

Sayang, Persiter dipaksa turun kasta lagi menjelang musim 2008. Bukan gara-gara terdegradasi, melainkan 'korban' dari transformasi kompetisi dari Divisi Utama menjadi Liga Super Indonesia (ISL).

Dari situ, belum pernah ada lagi perwakilan Maluku di kasta teringgi Liga Indonesia. Representasi Indonesia Timur hanya berisikan klub-klub Papua seperti Persipura, Persiwa, Persidafon, dll, plus PSM Makassar.

Tahun ini, secercah harapan muncul dari Malut United FC. Sebuah klub yang baru berdiri per 28 Mei silam dan tercatat sebagai peserta Liga 2 2023/24.

Malut United FC sejatinya adalah peralihan dari Putra Delta Sidoarjo (PDS) yang berubah nama usai resmi diakuisi PT Malut Maju Sejahtera. Mereka pun secara otomatis mengisi slot milik klub asal Jawa Timur itu di Liga 2 musim ini.

Tidak butuh waktu lama setelah berdiri, Malut United langsung tancap gas membangun skuat. Pelatih berkualitas didatangkan, siapa lagi kalau bukan Imran Nahumarury yang tak lain berlabel putra daerah Maluku, plus Yeyen Tumena di pos Direktur Teknik.

Deretan pemain yang direkrut pun bukan kaleng-kaleng karena sebagian dari mereka adalah nama-nama senior jebolan Liga 1, di antaranya Hari Nur Yulianto (eks PSIS), Dedy Gusmawan (eks Persita), Bagus Nirwanto (eks PSS), dan Ilham Udin Armaiyn (eks PSM).

Pergerakan masif Malut United FC bisa dimaklumi lantaran manajemen tak main-main dalam mematok target, yakni langsung promosi ke Liga 1 musim depan.

Manajemen Malut United terinspirasi dari kisah sukses Persiter Ternate di masa lalu. Mereka ingin menorehkan sejarah baru sebagai klub Maluku kedua di kasta tertinggi.

General Manager Malut United FC, Zainuddin Umasangadji, menegaskan bahwa klubnya kini telah mengambil hati publik Maluku Utara, bahkan mendapat dukungan penuh dari suporter Persiter Ternate sendiri.

"Suporter Persiter mendukung kami. Mereka ikut bergembira karena Maluku Utara bisa kembali meramaikan level elite sepak bola Indonesia," jelas Zainuddin dalam acara launching skuat Malut United FC di Jakarta, Jumat (1/9/23).

Apresiasi Malut United FC kepada Persiter selaku 'senior' yang lebih dulu mencicipi kasta tertinggi juga diperlihatkan dengan cara konkret, yaitu merenovasi Stadion Kie Raha di Ternate. 

Di samping itu, Malut United FC tengah membangun stadion sendiri yang kelak diberi nama Malut United Arena. Venue modern ini dibangun di atas lahan seluas 6 hektare dengan single seat berkapasitas sekitar 25.000-30.000 penonton.

Venue tersebut akan dilengkapi dengan berbagai infrastruktur pendukung di sekitar stadion, mulai dari lapangan latihan, wisma pemain-pelatih, kolam renang, dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.

Peletakan batu pertama pembangunan stadion telah dilakukan pada 14 Agustus lalu oleh Gubernur Maluku Utara, KH Abdul Gani Kasuba, Sultan Tidore Husain Alting Sjah, serta dihadiri Wali kota Ternate, M. Tauhid Soleman.

Sekadar mengingatkan, Malut United FC tergabung di Grup 2 Liga 2 2023/24 bersama klub-klub asal Pulau Jawa, yakni FC Bekasi City, Nusantara United FC, Perserang Serang, Persikab Kab. Bandung, PSIM Yogyakarta, dan PSKC Cimahi.

Ada alasan khusus mengapa Malut United FC dikepung klub-klub Jawa, bukannya sesama Indonesia Timur seperti Persewar Waropen, PSBS Biak, dan Persipura Jayapura.

Rupanya manajemen telah memutuskan untuk bermarkas sementara di Jakarta dengan alasan belum adanya fasilitas stadion yang memenuhi standar pertandingan Liga 2 di Maluku Utara.