Alasan yang Membuat Charles De Ketelaere 'Membusuk' di AC Milan Lalu Diselamatkan Atalanta
Banyak faktor dan alasan yang membuat Charles De Ketelaere gagal bersinar di AC Milan tapi bisa berkembang di Atalanta. Salah satunya adalah karena kesulitan adaptasi.
Charles De Ketelaere adalah pesepakbola muda dari Belgia yang masih perlu berkembang, tetapi ia langsung diboyong oleh klub sebesar AC Milan dan jadi pemain utama.
Pindah ke negara yang kultur sepak bola dan kehidupannya berbeda membuat Charles De Ketelaere harus menyesuaikan diri atau bisa disebut adaptasi.
Ternyata Charles De Ketelaere gagal beradaptasi dengan cepat di Italia, sehingga musim debutnya di AC Milan berjalan kacau.
“Saat Anda tiba di tempat baru, ada banyak hal yang harus dilakukan. Beradaptasi dengan negara baru, dengan gaya permainan baru, bahasa baru,” diakuinya seperti dilansir Gazzetta dello Sport.
“Ini juga salah saya jika hal itu tidak berhasil di Milan. Ini bukan musim yang saya harapkan, tapi saya tidak menyesalinya," sambung De Ketelaere.
Telat Panas
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kalau Charles De Ketelaere kesulitan menembus tim utama di AC Milan, sehingga pelatih Stefano Piolli kerap memainkaknya sebagai pemain pengganti.
Ia pun merasa keputusan itu turut membuat performa semakin anjlok di AC Milan karena mendapat kesempatan bermain yang sedikit.
Pasalnya De Ketelaere mengaku dirinya termasuk tipe pemain yang lambat panas. Jadi ia tak akan bisa menemukan performa terbaiknya jika hanya bermain sebentar saja di atas lapangan.
“Saya tidak pernah mencapai level tinggi dan dimasukkan sebagai pemain pengganti tidak membantu,” ujar De Ketelaere.
“Saya bukan tipe orang yang eksplosif. Saya merasa lebih baik ketika saya berada di lapangan untuk jangka waktu yang lebih lama dan saya benar-benar bisa terlibat dalam permainan," akunya.
Tekanan
Selain itu ada hal lain yang menghambat Charles De Ketelaere untuk bisa menunjukkan performa terbaiknya di AC Milan. Hal tersebut adalah adanya kritikan yang masif.
Baik itu dari fans maupun dari media. De Ketelaere pun kena mental.
“Kritik menyelesaikan sisanya, saya tidak selalu membaca koran, saya mencoba mengisolasi diri, namun saya masih mendengar apa yang dikatakan dan saya bukannya tidak peduli," tuturnya.
"Tidak mencetak gol juga menjadi masalah. Orang-orang menginginkan gol dan assist, mereka tidak hanya melihat performanya," keluhnya.