Sektor Bek Kanan Sudah Padat, Haruskah Timnas Indonesia Ngotot Naturalisasi Kevin Diks?
Hanya saja jika Kevin Diks mendapatkan paspor Indonesia, akan ada dilema besar.
Saat ini timnas Indonesia sudah memiliki dua nama di posisinya, bek kanan, yang dirasa pantas menjadi starter semuanya.
Mereka adalah Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam. Salah satunya akan turun di hierarki fullback kanan mau tidak mau.
Namun Shin Tae-yong sebagai pelatih jelas lebih suka diberi masalah kebanyakan pemain top di satu posisi yang sama dibanding tidak punya sama sekali.
Lagipula naturalisasi seharusnya tidak didasari kebutuhan sebuah tim nasional melainkan kemauan seorang pemain untuk membela negara.
Jika Diks memang punya ambisi besar untuk berbaju timnas Indonesia, PSSI dan semua instansi terkait harus memberikan uluran tangan.
Beda cerita jika Diks hanya mau disumpah jika diberi garansi selalu dimainkan oleh Coach STY dan mengancam protes apabila diparkir. Jika demikian, federasi harus berpikir ulang.
Akan tetapi jika yang bersangkutan tidak keberatan dengan persaingan ketat untuk posisinya, PSSI tidak boleh menunda terlalu lama proses naturalisasi.
Toh, Diks layaknya pemain sepakbola top Eropa lain mampu bermain di lebih dari satu posisi. Bek kanan adalah posisi terbaiknya namun ia juga fasih bermain sebagai bek tengah dan bahkan bek kiri.
Saat membantu Copenhagen mencuri hasil imbang 2-2 di markas Galatasaray, oleh pelatih Jacob Neestrup ia diinstruksikan tampil sebagai defender sentral dalam skema 4-3-3.
Diks mampu menjaga gawangnya tetap perawan sampai menit ke-86 di bawah tekanan publik RAMS Stadium yang terkenal buas pada tim tandang sebelum akhirnya harus mengakui skill Sacha Boey dan Tete yang membawa Galatasaray terhindar dari kekalahan.
Bersama Elkan Baggott dan Rizky Ridho, Kevin Diks bisa membentuk trio pemain bertahan yang super kokoh mengingat belakangan Shin Tae-yong kian gemar dengan taktik 3-5-2 di timnas Indonesia. Maka dari itu, PSSI harus melakukan naturalisasi segera untuknya.