In-depth

Tiga Alasan PSS Sleman Berat Menyetujui Pengunduran Diri Marian Mihail

Senin, 25 September 2023 14:50 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Isman Fadil
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih PSS Sleman, Marian Mihail. Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih PSS Sleman, Marian Mihail.

INDOSPORT.COM - Ada tiga alasan yang membuat PSS Sleman kemungkinan sulit menyetujui pengunduran diri Marian Mihail. Performa Jonathan Bustos dkk. di Liga 1 2023-2024 sudah meningkat pesat.

Marian Mihail tetap pada keputusan untuk mundur dari PSS Sleman. Tekadnya tak berubah meski PSS baru saja menahan imbang pemuncak klasemen Liga 1, Madura United, dengan skor 1-1.

Hasil imbang memang sebuah kerugian karena PSS berstatus sebagai tim tamu. Namun, Madura United datang ke Sleman setelah memenangi dua laga tandang beruntun.

Madura United sukses menghajar Persikabo 1973 3-0 di Stadion Wibawa Mukti Cikarang, serta mengalahkan Persita Tangerang 3-1 di Indomilk Arena.

Seusai laga melawan Madura United, Marian Mihail mengaku masih menunggu jawaban dari manajemen PSS terkait proposal pengunduran dirinya.

"Sekarang saya menunggu statemen resmi dari klub pada esok hari untuk membuat keputusan," kata Mihail usai laga melawan Madura United.

Namun, ada kemungkinan pengunduran diri Marian Mihail ditolak PSS atau ditunda sampai putaran pertama selesai. INDOSPORT.com melihat tiga alasan yang membuat PSS sulit melepas Mihail.

1. Performa PSS Naik

Bila flashback pada awal kompetisi, PSS merupakan tim yang sulit menciptakan peluang. Hal itu karena PSS mendatangkan banyak pemain baru yang butuh adaptasi.

Saat laga melawan Madura United, dominasi bola memang dipegang tim tamu. Namun, PSS membuat peluang lebih banyak. Dari statistik Liga 1, PSS melepaskan 19 tembakan atau unggul dari Madura United yang hanya melepaskan 14 tembakan.

Sementara pada laga tandang terakhir saat melawan Borneo FC, PSS membuat 42 intersep dan 24 sapuan. PSS bertahan dengan baik, meski harus berakhir antiklimaks karena ada kesalahan di menit ke-90+5 yang membuat Borneo FC mencetak gol lewat Silverio.

Kini, PSS ada di peringkat ke-12 dengan 18 poin. Koleksi poin ini sama seperti milik PSM Makasar, Persis Solo, Persija Jakarta dan Bali United yang ada di atasnya.

Koleksi itu hanya selisih tiga poin saja dengan PSIS Semarang yang ada di peringkat keempat pada klasemen sementara Liga 1 2023-2024.

2. Bangkitan Hokky Caraka

Hokky Caraka sudah ikut kompetisi Liga 1 sejak 2021-2022 lalu. Namun, pada era Marian Mihail ini Hokky berkembang dengan pesat.

Marian Mihail merupakan sosok yang berani memberi Hokky Caraka kepercayaan bermain dari menit pertama dan mencadangkan bomber asal Ukraina, Yevhen Bokhashvili.

Kepercayaan itu dijawab Hokky dengan dua gol ke gawang Madura United dan Persikabo 1973. Usai laga, Mihail menilai sepak bola Indonesia punya banyak pemain muda potensial yang bisa terus dipoles.

"Saya yakin sepak bola Indonesia akan semakin maju dengan banyaknya pelatih dari berbagai negara, seperti Brasil, Argentina hingga Kroasia," kata Mihail.

"Saya bisa melihat Hokky, (Ramadhan) Sananta dan banyak pemain muda yang kini ada di Timnas U-23. Para pelatih itu bisa memberikan ajaran pada pemain muda Indonesia sehingga Indonesia akan menjadi negara yang semakin kuat di sepak bola," lanjut Mihail.

3. Adaptasi Ulang Lagi

Bukan perkara mudah bagi PSS Sleman untuk mendapatkan pelatih berkualitas yang bisa 'menggaransi' tim lebih maju dari era Marian Mihail. Selain sulit, pelatih baru ini juga pasti butuh waktu untuk beradaptasi.

Di momen Liga 1 2023-2024 sedang berjalan super ketat, proses adaptasi ini menjadi tantangan super mengerikan. Jika proses adaptasi berjalan sulit, PSS bisa jadi penghuni zona bawah, seperti dua musim terakhir.

Meski begitu, segala kemungkinan masih bisa terjadi. Bahkan, kini sudah ada rumor bahwa mantan pelatih Borneo FC, Mario Gomez, berpotensi merapat ke PSS Sleman.

Ada Jonathan Bustos yang pernah kerja bareng Mario Gomes. Sementara manajer PSS, Gustavo Lopez, juga berasal dari Argentina, sama seperti Mario Gomez.