INDOSPORT.COM – Pebisnis asal Amerika Serikat, Todd Boehly, banyak melakukan kesalahan yang berujung pada jebloknya performa Chelsea di Liga Inggris (Premier League) di bawah rezimnya.
Setahun sejak mengakuisisi Chelsea, Todd Boehly beserta konsorsiumnya seperti gagal mempertahakan marwah klub berjuluk The Blues itu sebagai klub papan atas.
Sejak akuisisinya dari tangan Roman Abramovich, Chelsea berangsur mengalami kejatuhan yang terlihat dari rentetan hasil buruk di lapangan.
Pada musim pertama Todd Boehly sebagai pemilik, klub asal London Barat itu harus finis di peringkat ke-12 klasemen Liga Inggris, mengalahkan musim terburuk Abramovich pada 2015/16 silam.
Lalu di musim keduanya atau musim 2023/2024 ini, Chelsea jeblok ke peringkat 14 karena baru mengantongi 5 poin dari 6 pertandingan.
‘Kejatuhan’ Chelsea ini pun diyakini karena sederet kesalahan yang dilakukan Todd Boehly beserta konsorsiumnya. Apa saja kesalahan tersebut?
1. Melakukan Revolusi Tanpa Transisi
Todd Boehly dan konsorsiumnya melakukan kesalahan mendasar di sepak bola yakni melakukan revolusi besar-besaran tanpa adanya transisi.
Dalam sepak bola, revolusi tak bisa dilakukan secara cepat dan butuh waktu agar transisi berjalan sempurna dan tak mempengaruhi performa serta kultur tim secara masif.
Sayangnya, Todd Boehly dan konsorsiumnya mengabaikan hal tersebut dengan memulai revolusi yang ditandai pemecatan terhadap Thomas Tuchel dan berlanjut ke perombakan skuad.
Transformasi ini memang bertujuan baik bagi Chelsea yakni sebagai proyek jangka panjang. Tapi melakukannya dalam waktu singkat adalah kesalahan fatal.
Jika berkaca pada Abramovich, taipan asal Rusia itu melakukan revolusi secara bertahap. Sebagai pemilik ia tak segan jor-joran dalam belanja pemain. Tapi semua itu dilakukan bertahap setiap musimnya.