In-depth

3 Kesalahan Todd Boehly yang Buat Chelsea Berantakan dalam Setahun Terakhir

Rabu, 27 September 2023 05:20 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Reuters/Matthew Childs
Todd Boehly, pemilik Chelsea. Foto: REUTERS/Matthew Childs Copyright: © Reuters/Matthew Childs
Todd Boehly, pemilik Chelsea. Foto: REUTERS/Matthew Childs
2. Menerapkan Tradisi di Olahraga Lain ke Sepak Bola

Todd Boehly datang ke Chelsea dengan visi yang revolusioner, dengan berkaca pada olahraga Amerika Serikat yang dianggap lebih maju secara teknis dan non teknis.

Dengan statusnya sebagai bagian dari pemilik tim sukses seperti Los Angeles Lakers di basket dan Los Angeles Dodgers di bisbol, Todd Boehly berharap bisa membawa Chelsea sukses.

Tak ayal ia pun menerapkan tradisi di olahraga Amerika Serikat itu ke Chelsea, salah satunya adalah kontrak jangka panjang, kontral berdasarkan performa, dan adanya Salary Cap.

Siapa sangka, tradisi ini berimbas pada performa pemain di atas lapangan. Dengan kontrak jangka panjang, pemain tak khawatir tampil Underperform karena gaji yang didapatkan tetap gaji pokok.

Lalu Salary Cap yang memang apik bagi sepak bola dewasa ini, membuat Chelsea kehilangan magis menggaet bintang besar, dan hanya bisa merekrut para pemain non pengalaman atau Rookie dalam istilah olahraga Amerika Serikat.

3. Investasi

Sebagai pemilik sekaligus pebisnis, wajar jika Todd Boehly ingin mendapat keuntungan dari investasi yang ia lakukan di Chelsea, sehingga ia menerapkan proyek jangka panjang.

Tapi investasi ini tak sejalan dengan kultur yang dibangun Chelsea sejak akhir 90 an, yakni sebagai klub besar yang bersaing gelar.

Sejak era itu, Chelsea berkembang sebagai klub pesaing bukan sebagai pelengkap. The Blues adalah klub yang menggaet bintang bukan memproduksi dengan investasi yang diharapkan memberi keuntungan.

Kultur itu selalu tertanam dalam jati diri klub hingga saat ini. Tapi Todd Boehly ‘menghancurkan’ kultur itu dengan investasi yang digagasnya.

Kini, Chelsea tak lagi menjadi klub dengan nuansa bintang layaknya klub besar pada umumnya, melainkan klub untuk para pemain muda guna menimba pengalaman lebih jauh meski telah berinvestasi hingga belasan triliun rupiah.