In-depth

3 Tim Serie B yang Berpeluang Gantikan AS Roma Jika Degradasi, Ada Klub Orang Indonesia

Jumat, 29 September 2023 15:23 WIB
Editor: Juni Adi
© Instagram@parmacalcio1913
Selebrasi pemain Parma usai mencetak gol. (Foto: Instagram@parmacalcio1913) Copyright: © Instagram@parmacalcio1913
Selebrasi pemain Parma usai mencetak gol. (Foto: Instagram@parmacalcio1913)
Parma

Kompetisi sepak bola kasta kedua Liga Italia, Serie B, telah memasuki pekan ke-7 dengan total 20 peserta berebut untuk bertengger di papan atas agar bisa lolos otomatis promosi ke Serie A.

Saat ini Parma memimpin dengan torehan 17 poin. Mereka tampil cukup baik di awal musim ini, karena belum terkalahkan dari 7 pertandingan dengan raihan 5 kemenangan dan 2 kali imbang.

Konsistensi performa Parma ini membuat tim legendaris tersebut menjadi salah satu kandidat kuat tim yang bakal promosi ke Serie A musim ini dari Serie B.

Musim ini merupakan kebangkitan Parma setelah beberapa musim terakhir kesulitan bersaing di papan atas Serie B. Bahkan Parma sempat mengalami keterpurukan dengan dinyatakan bangkrut, hingga terjun ke Serie D.

Pada April 2004, Parma dinyatakan pailit setelah krisis yang dialami Parmalat sebagai penyokong utama tim. Sang pemilik Tanzi terbelit skandal finansial dan Parma yang jadi kekuatan besar di Italia langsung oleng.

Tiga tahun berselang Parma diambil alih pengusaha Tommaso Ghirardi. Di era Ghirardi lagi-lagi persoalan salah urus klub kembali terjadi.

Pengelolaan keuangan yang buruk membuat Parma kembali bangkrut pada 2014. Pihak klub berutang hingga 218 juta euro dan harus menerima kenyataan diturunkan ke Serie D atau kompetisi kasta keempat Negeri Pizza.

Hebatnya walau sempat terpuruk, Parma hanya butuh tiga tahun untuk terus naik kasta hingga akhirnya menggenggam tiket promosi ke Serie A tahun 2018.

Hanya bertahan tiga musim di Serie A, Parma kemudian turnu lagi ke Serie B hingga kini belum lagi promosi ke kasta tertinggi.

Tetapi wajah Parma saat ini sudah sangat berbeda dengan di masa lalu ketika skuat mereka jadi salah satu yang terbaik di Serie A.

Palermo

Selain Parma, tim kedua yang berpeluang gantikan AS Roma adalah Palermo. Sebab akan ada dua jatah tim untuk promosi otomatis ke Serie A yang finis di peringkat pertama dan kedua.

Saat ini, Palermo berada di peringkat kedua dengan koleksi 13 poin dari hasil 4 kali meraih kemenangan dan 1 kali imbang serta baru 1 kali kalah.

Palermo sendiri terakhir kali bermain di Serie A pada musim 2016/17. Saat itu mereka hanya bisa finis di peringkat ke-19 dan degradasi ke Serie B.

Sejak saat itu, Palermo kesulitan untuk promosi. Tetapi musim ini tim besutan Eugenio Corini itu mengawali musim dengan cukup baik.

Progres Palermo yang mulai kembali kompetitif tidak lepas dari kepemilikan baru. Diketahui kalau Palermo kini sudah diambil alih oleh pemilik Manchester City, City Football Group yang dikomandoi oleh Sheikh Mansour.

Palermo memang butuh kepemilikan baru setelah mereka sempat terdegradasi ke Serie D karena persoalan keuangan dan membuat Maurizio Zamparini melepas klub itu. Padahal Palermo di era 2000-2010 sempat jadi salah satu kuda hitam di Serie A.

Beberapa pemain top lahir di sana, sebut saja Edinson Cavani, Javier Pastore, atau Andrea Barzagli. Palermo bahkan sempat lima musim beruntun tampil di Liga Europa/Piala UEFA sebelum terdegradasi dari Serie A pada musim 2016/2017.

Sejak kedatangan pemilik baru pada 2019, Hera Hora S.r.l, Palermo pelan-pelan mulai membangun lagi kekuatannya.

Mereka langsung promosi ke Serie C di musim pertama dan setelah menunggu tiga tahun, Palermo akhirnya balik ke Serie B bersama pelatih lamanya Silvio Baldini musim 2022/23.

Como

Terakhir ada Como. Klub yang dimiliki oleh salah satu perusahaan dari orang terkaya di Indonesia, Djarum Group, saat ini bertengger di peringkat ke-3 dengan 13 poin.

Mereka kalah head to head dan selisih gol dari Palermo yang juga mengoleksi 13 poin, sehingga Palermo berada di urutan ke-2.

Como telah memainkan 6 pertandingan dengan raihan 4 kemenangan dan 1 kali imbang serta baru 1 kali menelan kekalahan.

Ini merupakan start yang baik untuk Como setelah dua musim sebelumnya sejak diambil alih oleh Djarum Group mereka hanya bisa bersaing di papan tengah Serie B, sebelumnya lagi bahkan mereka harus berjuang dari Serie C.

Jika mampu mempertahankan posisi ketiga hingga akhir musim, maka Como bisa promosi lewat jalur play-off bersama lima tim lainnya yang berada di peringkat 4 hingga 8.

Djarum Group telah mengambil alih saham Como 1907 dari pemilik sebelumnya melalui anak perusahaan, SENT Entertainment, yang berbasis di Inggris pada awal April 2019.

Klub berjuluk I Lariani ini sendiri merupakan salah satu klub tua yang sudah berdiri sejak 1907. Namun badai finansial sempat beberapa kali membuat klub ini gulung tikar.

Pada Desember 2004, klub ini dinyatakan bangkrut. Tidak ada investor yang mau menyuntikkan dana ke klub ini. Musim 2005-06, Como bermain di Serie D Italia.

Sebagai salah satu klub tua di Italia, Como tercatat pernah dibela oleh sejumlah pemain beken seperti gelandang Inter Milan, Nicolò Barella.

Meski berstatus sebagai salah satu klub tertua di Italia, prestasi tertinggi FC Como hanya mampu menjadi kampium di Serie B yakni di musim 1948–49, 1979–80, 2001–02.

Sedangkan untuk bermain di pentas Serie A, Como pertama kali melakukannya pada musim 1949-50 dan terakhir pada musim 2002-03. Prestasi terbaik Como di Serie A sendiri pada 1950, saat itu mereka memuncaki peringkat ke-6.