Sindrom Musim ke-3 Mourinho Bukanlah Kutukan, tapi Kejengahan The Special One
1. Mourinho di Real Madrid 2010-2013
Sindrom musim ketiga bermula saat Mourinho tiba di Real Madrid pada 2010, sebelum akhirnya dipecat pada tahun 2013 atau usai musim 2012/13.
Di musim pertama dan keduanya, yakni 2010/11 dan 2011/12, Mourinho mampu membawa Real Madrid dua gelar yakni LaLiga dan Copa del Rey.
Lalu di musim ketiganya, ia mampu membawa Real Madrid juara Piala Super Spanyol. Hanya saja, Los Blancos diasapi Barcelona di LaLiga dan hanya mencapai semifinal Liga Champions.
Usut punya usut, kemerosotan itu hadir karena petinggi Real Madrid tak mendukungnya dalam konflik dengan Iker Casillas. Selain itu, El Real tak memberinya pemain yang ia inginkan, dengan hanya merekrut tiga pemain tambahan saja.
2. Mourinho di Chelsea 2013-2016
Sindrom musim ketiga berlanjut saat Mourinho pulang ke Chelsea pada tahun 2013, sebelum akhirnya dipecat Roman Abramovich pada 2016.
Usai gagal meraih gelar juara di musim 2013/14, Mourinho mampu membuat Chelsea meraih dua gelar pada musim 2014/15, yakni Liga Inggris dan Piala Liga Inggris.
Tapi pada musim 2015/16, Mourinho harus dipecat di pertengahan musiM karena Chelsea berada di papan bawah sebelum akhirnya finis di peringkat ke-10.
Usut punya usut, kemerosotan itu hadir karena Chelsea tak memboyong pemain yang ia sukai, kecuali Pedro. Di samping itu, Abramovich berpihak ke pemain ketimbang Mourinho saat mendapat hasil buruk.
3. Mourinho di Manchester United 2016-2018
Pada 2016, Mourinho menerima pinangan Manchester United sebelum akhirnya dipecat pada pertengahan musim 2018/19 dan digantikan Ole Gunnar Solskjaer.
Saat itu, Mourinho bisa membawa Man United meraih gelar Liga Europa, Community Shield, dan Piala Liga Inggris di musim perdananya.
Di musim kedua, Mourinho membawa Man United finis di peringkat kedua yang disebutnya sebagai prestasi terbaiknya selama melatih.
Kejengahan hadir di musim ketiga atau 2018/19, saat Man United hanya memboyong dua pemain baru (Diogo Dalot dan Fred), dan pihak klub tak mendukungnya kala berkonflik dengan Paul Pogba.