Vikash Dhorasoo, Eks AC Milan dengan Pandangan Berani soal Silvio Berlusconi
Sebagai informasi, Vikash Dhorasoo memiliki darah India dari salah satu moyangnya yang berasal dari Andhra Pradesh.
Hanya saja, ia baru lahir setelah keluargnya yang bermigrasi ke Mauritius kembali pindah ke luar negeri, kali ini ke Prancis.
Ia memulai kariernya di dunia sepak bola dengan membela sebuah klub Prancis bernama Le Havre pada tahun 1993 sampai dengan 1995.
AC Milan pun menjadi salah satu klub yang disinggahinya pada periode 2004 s.d. 2005. Meski tidak lama, ia memiliki kesan di sana - terutama tentang hal-hal politis.
“[Kakha] Kaladze terpesona dengan kesuksesan Berlusconi, Sheva sudah punya ancang-ancang melakukan sesuatu untuk negaranya,” kenangnya.
“Di Milan saya sering bicara dengan [Alessandro] Costacurta, orang ‘kanan’ yang humanis dan elegan,” katanya lagi.
Walau politik dan olahraga adalah dunia yang berbeda, di mata Vikash Dhorasoo sejatinya ada benang merah yang bisa terlihat dari keduanya.
Ia yakin, nilai-nilai sepak bola juga bisa berguna dalam politik: keteguhan, hasrat untuk berkompetisi, kemampuan untuk cepat mengambil keputusan, dan tahu caranya menang.
Vikash Dhorasoo di AC Milan
Pindah ke AC Milan pada tahun 2004, Vikash Dhorasoo sadar betul ia akan berada di tim yang sama dengan sejumlah pemain seperti Andrea Pirlo dan Clarence Seedorf.
Sempat merasakan seperti apa menderitanya jadi spesialis bangku cadangan saat di Lyon, tentu kenyataan ini tidak akan mudah diterima olehnya.
Mungkin salah satu momen yang paling berharga selama Dhorasoo berseragam AC Milan adalah runner-up Liga Champions 2004-2005.
Hanya saja, ia menghabiskan waktu di bangku cadangan selama satu laga penuh dan cuma bisa melihat rekan-rekannya kalah dramatis dari Liverpool di Istanbul.
Setelah AC Milan, Vikash Dhorasoo mencoba peruntungan di Paris Saint-Germain pada 2005, namun lagi-lagi nasibnya kurang beruntung.
Ia berseteru dengan sang pelatih, Guy Lacombe, yang mengakibatkan kontraknya diputus. Setelahnya, Vikash Dhorasoo pun merapat ke Livorno dan memutuskan pensiun.