INDOSPORT.COM - Ridwan Saragih melakoni laga debut sebagai pelatih anyar PSPS Riau dengan langsung berhadapan PSMS Medan yang notabene mantan timnya dalam lanjutan Liga 2 Indonesia 2023/24 Grup 1, Minggu (15/10/23).
Pelatih berusia 47 tahun itu menyebut PSPS memberikan tugas berat kepadanya, yakni bangkit dari keterpurukan. Klub yang bermarkas di Pekanbaru ini masih terbenam di dasar klasemen sementara Grup 1 (1 seri dan 3 kalah).
"Saya baru tiga hari sampai di Pekanbaru, artinya saya sudah memimpin latihan dan bicara dengan seluruh pemain. Saya meminta mereka berusaha memberikan yang terbaik," kata Ridwan Saragih dalam jumpa pers jelang pertandingan, Sabtu (14/10/23).
"Saya datang ke Pekanbaru dengan satu misi bekerja secara profesional, berusaha mengangkat tim ini agar lebih baik. Itulah misi pertama saya, tak ada misi saya yang lain-lain. Kita profesional," tegasnya.
Disinggung perihal pemahaman soal kedalaman tim lawan karena diketahui memegang PSMS Medan sejak awal pembentukan skuat, Ridwan Saragih ogah berkomentar lebih jauh.
"Saya datang kemari ingin bekerja dan membawa perubahan buat PSPS Riau. Artinya saya datang ke sini ingin mengangkat performa tim," tegas pelatih berlisensi A AFC itu.
"Soal kedalaman PSMS, toh bukan di tangan saya lagi dan sudah punya pelatih sendiri. Begitu juga dengan PSPS, sekarang berada di tangan saya. Tidak perlu membahas masalah ini. Saya hanya mau fokus ke tim sendiri," imbuhnya.
Di sisi lain, Ridwan Saragih turut mengomentari aksi boikot kelompol suporter PSPS yang kabarnya tidak setuju dengan keputusan manajemen menunjuknya sebagai suksesor Jan Saragih.
"Mereka punya hak juga (soal rencana boikot basis suporter). Saya datang kemari berdasarkan komunikasi dari manajemen PSPS Riau yang mempercayakan kepada saya," ucap Ridwan Saragih.
"Kenapa saya datang ke sini dengan kondisi PSPS yang baru raih 1 poin. Artinya apa? Karena saya yakin dan percaya bahwa saya percaya dengan seluruh pemain PSPS bisa bangkit dan mereka pasti tak ingin terus terpuruk," pungkasnya.