Benang Merah KPK di Balik Mangkraknya 2 Stadion Megah Kebanggaan Makassar
Selain Stadion Barombong, ada satu lagi stadion di Sulawesi Selatan yang nasibnya juga tidak jelas yakni Stadion Mattoangin.
Stadion yang dikelola oleh Pemkot Makassar tersebut sudah mulai beroperasi pada 1957 silam dan menjadi markas klub PSM Makassar.
Seiring waktu, Stadion Mattoanging sudah tidak lagi representatif untuk menggelar laga bergengsi.
Dengan kapasitas tribun yang hanya mampu menampung 15.000 penonton serta fasilitas lain yang kurang memadai, maka pilihannya adalah melakukan renovasi besar-besaran terhadap stadion ini atau membangun stadion baru lagi.
Di sera Gubernur Sulsel dijabat Nurdin Abdullah pada 2020 lalu, Statdion Mattoanging bakal disulap dengan wajah baru. Kapasitas menjadi 40 ribu penonton dari hanya 15 ribu.
Ia tidak main-main, bahkan sempat meminta jasa Gregorius Antar Awal atau Yori Antar untuk mendesain Stadion Mattoanging. Yori Antar merupakan arsitek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Desainnya Stadion Mattoanging akan dibangun dengan dua tingkat tribun. Bangunannya dirancang standar Internasional dengan diperkirakan setinggi bangunan lima lantai.
Dirancang menampung 40.000 penonton tanpa lintasan atletik, semua tribun tertutup dan setiap penonton nantinya akan duduk di satu bangku atau single seat.
Kepala Dinas Pemuda dan olahraga Provinsi Sulsel, Andi Arwin Azis, sempat membocorkan kalau anggaran Rp 1,1 triliun diharapkan bisa dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan target selesai pada 2022.
Akan tetapi, Nurdin Abdullah malah terjerat kasus suap dan gratifikasi. Perkara ini ini bermula saat ia terjaring dalam rangkaian operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Februari 2021 lalu.
Nurdin Abdullah telah dijatuhi hukuman pidana penjara selama lima tahun dan denda sebesar Rp500 juta.
Rencana pembangunan Stadion Mattoanging ikut terimbas. Bangunan lama stadion sudah terbongkar dan berganti kubangan bekas galian yang sudah memakan tiga korban jiwa.
Suporter PSM Makassar pun harus bersabar dengan persoalan ini. Mereka masih harus menempuh perjalanan jauh ke Stadion BJ Habibie di Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, sebagai markas sementara.