INDOSPORT.COM - Arema FC mulai melemparkan sinyal perihal rencana perombakan tim yang dilakukan pada putaran pertama Liga 1 Indonesia 2023/24.
Lini pertahanan kemudian jadi sasaran pertama yang akan dibenahi tim berjulukan Singo Edan itu untuk segera bangkit dari keterpurukan saat ini.
Bagaimana tidak, performa sejauh ini sama sekali tak mencerminkan sebagai tim yang pernah meraih hattrick gelar juara Piala Presiden 2017, 2019, dan 2022.
Arema FC masih terbenam di zona degradasi dalam 16 laga yang dilakoni. Baru 13 poin yang diamankan hasil tiga kali menang, empat seri, dan sembilan kali kalah.
Pencapaian pasukan Fernando Valente jelas kurang memuaskan manajemen klub. Sehingga, perlu langkah serius untuk memperbaikinya pada paruh kedua.
Terlebih, bursa transfer periode kedua Liga 1 bakal dibuka mulai 1 November mendatang. Momen itu akan dimanfaatkan betul oleh Arema FC.
"Tentunya tim pelatih memiliki ulasan dan penilaian terhadap (kinerja) para pemain yang ada saat ini," ujar General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.
Namun dari semua lini permainan, sektor pertahanan-lah yang menjadi fokus utama untuk dibenahi Arema FC. Jika tidak, ancaman degradasi semakin nyata.
"Yang sudah diutarakan memang lini belakang. Tapi apakah ada penambahan atau pergantian (pemain), masih menunggu putaran pertama selesai," sambungnya.
Lantas, bagaimana statistik dari performa lini belakang Arema FC saat ini? Lalu apa faktor yang menyebabkan performa tim tak memuaskan sejauh ini?
Kebobolan Tinggi
Arema FC sejauh ini punya statistik buruk untuk sektor pertahanan di Liga 1. Mengarungi 16 laga putaran pertama, lini pertahanan mencatat minus 15 gol.
Tim Singo Edan sudah kebobolan 30 gol dan hanya membobol gawang lawan dengan angka separuhnya. Statistik ini menegaskan sektor pertahanan yang rapuh.
Tingkat kebobolan 30 gol juga paling tinggi di Liga 1. Arema FC kini setara dua tim penghuni zona degradasi lainnya, Persikabo 1973 dan Bhayangkara FC.
Sehingga, tak heran jika Arema FC identik dengan kekalahan telak. Dimulai dari kalah 2-5 lawan Persik Kediri (15 Juli), dibantai Barito Putera 0-4 (5 Agustus), sampai dicukur PSM Makassar 0-3 (20 Oktober).
Faktor Cedera
Hal yang paling menghambat soliditas lini pertahanan tak lain adalah faktor cedera pemain. Situasi ini yang membuat gawang Arema FC jebol hingga 30 gol.
Bagas Adi Nugroho dan Ichaka Diarra yang digadang-gadang jadi duet solid, nyatanya meleset. Cedera yang dialami membuat bek asal Mali tersebut kehilangan tujuh laga.
Bagas Adi yang 12 kali tampil, kerap berganti tandem seperti dengan Syaeful Anwar (8 caps), Charles Raphael (15) hingga Asyraq Gufron (3).
Sudah begitu, cedera yang dialami Johan Alfarizie juga membuat sektor fullback ikut rapuh. Dua pemain di posisi ini kerap berganti dan belum paten dalam skema Fernando Valente.