In-depth

Wajah Italia Ditampar Malu Oleh AC Milan di Liga Champions, Memalukan!

Kamis, 26 Oktober 2023 18:26 WIB
Editor: Juni Adi
© REUTERS/Stephanie Lecocq
Pemain Paris Saint Germain, Lucas Hernandez saat berebut bola dengan pemain AC Milan Christian Pulisic pada laga Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Prancis, Kamis (26/10/23). (Foto: REUTERS/Stephanie Lecocq) Copyright: © REUTERS/Stephanie Lecocq
Pemain Paris Saint Germain, Lucas Hernandez saat berebut bola dengan pemain AC Milan Christian Pulisic pada laga Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Prancis, Kamis (26/10/23). (Foto: REUTERS/Stephanie Lecocq)
AC Milan Coreng Wajah Italia

PSG telah menaruh garam di luka AC Milan pada ajang Liga Champions musim ini. Bagaimana tidak, mereka memperpanjang penderitaan Rossoneri dengan kemenangan tiga gol tanpa balas.

Hasil itu membuat AC Milan kini belum pernah merasakan satupun kemenangan di fase grup F dari tiga pertandingan yang sudah dilakoni.

Performa musim ini berbanding terbalik dengan penampilan AC Milan di Liga Champions musim lalu, dimana mereka bahkan tak tersentuh kekalahan di lima laga beruntun hingga bisa melaju ke babak semifinal.

Peforma buruk AC Milan tak hanya sampai disitu, selain tak pernah menang di tiga laga beruntun, mereka juga tak mampu mencetak satupun gol. 

Di sana tertulis dengan jelas: 0-3. Itu artinya, Milan belum pernah mencetak satupun gol dari tiga laga tersebut dan sudah kebobolan tiga kali.

AC Milan sekilas lebih buruk daripada Young Boys (4 gol), Red Star Belgrade (4), Antwerp (3), Salzburg (3), dan FC Copenhagen (3) untuk urusan produktivitas.

Tiga laga tanpa gol ini memperpanjang tren negatif Milan di Liga Champions sejak musim lalu. Dua laga terakhir Milan dalam dua leg babak semifinal Liga Champions musim lalu juga berakhir tanpa gol.

Opta mencatat, Milan jadi klub Liga Italia pertama yang gagal mencetak gol di Liga Champions selama itu.

“Ini kekalahan yang dahsyat. Tim sudah melakukan yang seharusnya, tetapi perlu lebih baik dari sudut pandang teknis,” jelas manajer AC Milan, Stefano Pioli.

Ada yang menilai bahwa kualitas Milan saat ini memang tidak semestinya berlaga di Liga Champions. Toh, kelolosan mereka di musim ini adalah ‘hadiah’ dari hukuman pengurangan poin yang diperoleh Juventus.

AC Milan juga gagal menjaga marwah tim sebagai DNA Eropa yang disematkan kepada mereka. Idiom DNA Eropa melekat pada AC Milan karena jejak historis klub yang kuat di Liga Champions.

Pada tahun 2000an, Milan menjadi salah satu kekuatan utama di Liga Champions. Milan selalu diunggulkan terlepas dari performa mereka di Serie A.

Nah, idiom DNA Eropa sempat didengungkan fans Rossoneri pada musim 2022/2023 lalu, tetapi dicibir musim ini. AC Milan menjadi contoh bahwa membangun kembali mentalitas mereka di Eropa perlu banyak waktu.

Hanya Real Madrid yang hingga kini terjaga performa dan kualitasnya sebagai tim DNA Eropa, karena tampil konsisten di setiap musim meski ditinggal banyak pemain bintang utama.

Mengenaskan memang, namun faktanya demikian. AC Milan yang di gadang-gadang mampu berbicara banyak di grup neraka justru tak bisa memenuhi ekspektasi.

Imbas dari kondisi tersebut berdampak kepada pelatih Stefano Pioli. Juru taktik AC Milan ini mulai diguncang permintaan pemecatan.

Tak heran setelah Rossoneri terkapar di kaki PSG, media sosial X (Twitter) mendadak ramai tagar#PioliOut. Hal ini menyuarakan kekecewaan, khususnya Milanisti, akan performa Milan yang menurun.

Maklum, dalam dua pertandingan beruntun tim sekota Inter Milan ini menelan kekalahan. Akhir pekan lalu, AC Milan juga menelan malu di kandang saat dipecundangi Juventus 1-0.

Berselang beberapa hari, pemilik 7 gelar juara Liga Champions ini kembali merasakan pil pahit takluk dari PSG.