Liga Inggris

Lini Depan Manchester United Bisa Hancurkan Mimpi Terbesar Erik ten Hag

Sabtu, 28 Oktober 2023 19:50 WIB
Penulis: Stefan Ariel Kristanto | Editor: Prio Hari Kristanto
© REUTERS/Dylan Martinez
Pemain Manchester United, Bruno Fernandes bersama pelatih Erik ten Hag pada laga Liga Inggris, Selasa (15/08/23). (Foto: REUTERS/Dylan Martinez) Copyright: © REUTERS/Dylan Martinez
Pemain Manchester United, Bruno Fernandes bersama pelatih Erik ten Hag pada laga Liga Inggris, Selasa (15/08/23). (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
Bruno dan Rashford Kecewakan Ten Hag?

“Saya katakan (kami tengah) di jalan yang benar, kami masih punya jalan di depan. Saya melihat sisi positif dan juga negatifnya,” ungkap Erik ten Hag bahwa performa mereka berkembang.

“Kami tidak dalam posisi yang konsisten untuk (mempertahankan) permainan di sebuah laga yang seharusnya kami bisa, seperti laga tandang kontra Arsenal dan 20 menit pertama bertandang di Bayern (Munchen).”

“Kami harus lebih menunjukkan permainan yang lebih konsisten lagi, tetapi kami cukup menekan dengan baik, Man United adalah tim yang berhasil merebut bola dari lawan terbanyak dari seluruh klub di Liga Inggris,”

“(Tim) yang paling banyak merebut bola di lini tengah di Liga Inggris (karena) pertahanan dan pressing kami, itulah kami.”

“Hanya saja, kami tidak memanfaatkan momen transisi menyerang (dengan baik), (padahal) kami punya kemampuan untuk memanfaatkannya.”

“(Mampu memanfaatkan hal itu) tentu akan membuat (kami) tumbuh dan berkembang (lebih baik) sehingga pertandingan akan menjadi lebih mudah.”

Dari pandangan pelatih asal Belanda itu, Setan Merah memang sudah melakukan pressing dengan baik dan berhasil memenangi bola di arena berbahaya.

Hanya saja, sang peraih 20 gelar Liga Inggris itu kekurangan ancaman saat menyerang karena transisi yang buruk gara-gara pengambilan keputusan yang payah, salah umpan, atau penyelesaian yang bapuk.

Sebagaimana diketahui, ancaman lewat transisi adalah kekuatan Manchester United pada musim lalu melalui visi Bruno Fernandes yang dikombinasikan dengan kecepatan dan klinisnya penyelesaian Marcus Rashford.

Entah bagaimana, Bruno Fernandes terkadang tampil angin-anginan, apalagi jika ditempatkan di pos penyerang sayap yang bukan posisi aslinya.

Selain itu, Marcus Rashford bak kehilangan magisnya setelah mencetak 30 gol di semua ajang pada musim lalu sehingga Erik ten Hag pastinya ‘kecewa’ bahwa filosofinya tak berjalan dengan baik musim ini.