Terkuak! 'Si Taifun' Candra Wijaya Ternyata Idolakan Christian Hadinata
Piala Thomas-Uber 1998 jelas menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan bagi Candra Wijaya karena ajang itu dianggap sebagai salah satu kompetisi Thomas Cup terhebat karena perbedaan skor yang tipis dan laga yang berlangsung ketat.
Indonesia saat itu memenangi Piala Thomas 1998 setelah mengalahkan Malaysia 3-2 di partai puncak yang mana Candra Wijaya berperan besar menyumbang poin.
Saat itu, Candra Wijaya/Sigit Budiarto mampu menyumbang sepoin bagi Indonesia setelah mengalahkan Lee Wan Wah/Choong Tan Fook dengan skor 15-11, 15-12.
Namun, satu hal lagi yang berbekas di hati Candra Wijaya adalah mengenai kerusuhan 1998 yang membuat kepulangan Indonesia ke tanah air tertunda.
“Sebuah pengalaman yang tak terlupakan karena kami berangkat presidennya masih Pak Harto, pulang sudah ganti Pak Habibie. Kami sempet tertahan di Hong Kong tak bisa pulang karena situasi dalam negeri belum kondusif,” kenang Candra Wijaya.
Benar demikian, Piala Thomas-Uber 1998 mulai pada 17-24 Mei, sedangkan kerusuhan 1998 terjadi pada 4 Mei-15 Mei.
Maka dari itu, Indonesia berangkat ke Hong Kong, China, saat itu memang Presiden Indonesia saat itu masih Soeharto sampai Bapak Pembangunan itu mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 1998.
Dengan demikian, ketika Candra Wijaya cs pulang, B.J Habibie, yang menjadi Wakil Presiden Indonesia saat itu, menjabat sebagai Presiden.