Celtic Hukum Suporternya karena Bentangkan Bendera Palestina di Liga Champions?
Melansir dari Daily Mail, Green Bridgade sendiri memiliki hubungan yang kompleks dengan klub sejak dibentuk pada tahun 2006.
Meskipun dikreditkan dengan mengorganisir sejumlah tifosi spektakuler terkait sepak bola, namun eksistensinya dianggap cukup bermasalah bagi klub.
Kelompok suporter itu telah membuat Celtic terlibat dalam masalah dengan UEFA pada banyak kesempatan karena melakukan kesalahan dalam memasang spanduk yang dianggap menyinggung atau bersifat politis.
Sepuluh tahun yang lalu, menyusul masalah dan kerusakan kursi di Fir Park, Celtic mengambil langkah awal untuk membubarkan kelompok tersebut, namun mereka terus menempati bagian stadion yang telah ditentukan.
“Untuk menghindari kesalahpahaman, langkah progresif yang diambil oleh klub selama periode waktu tertentu adalah sebagai akibat dari semakin seriusnya peningkatan perilaku yang tidak dapat diterima dan ketidakpatuhan terhadap peraturan yang berlaku, pada pertandingan di Celtic Park dan tandang”
“Selama jangka waktu tertentu, yang menimbulkan permasalahan keselamatan yang serius dan permasalahan lainnya,” ucap salah satu jubir Celtic.
Selain itu, perihal dukungannya untuk Palestina, Green Brigade sempat membuat Celtic mendapatkan hukuman denda dari UEFA pada 2014.
Saat itu ulah suporter membuat Celtic dihukum denda sebensar 16 ribu poundsterling atau setara Rp3000 juta usai membentangkan bendera Palestina saat melawan Reykjavik.
Namun hukuman denda itu bukan menjadi satu-satunya, karena ada beberapa masalah yang disebabkan oleh Green Bridgade.