Liga Inggris

Alasan Pecat Erik ten Hag Hanya Akan Buat Manchester United Kian Ambyar

Jumat, 3 November 2023 19:30 WIB
Penulis: Stefan Ariel Kristanto | Editor: Prio Hari Kristanto
© REUTERS/Molly Darlington
Pelatih Manchester United, Erik ten Hag bersama kiper Andre Onana dan pemain Rasmus Hojlund terlihat sedih usai pertandingan di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris. (Foto: REUTERS/Molly Darlington) Copyright: © REUTERS/Molly Darlington
Pelatih Manchester United, Erik ten Hag bersama kiper Andre Onana dan pemain Rasmus Hojlund terlihat sedih usai pertandingan di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris. (Foto: REUTERS/Molly Darlington)
Alasan Ten Hag Layak Dipertahankan Man United

Alasan pertama, pembelian pemain yang sudah dilakukan Erik ten Hag bisa menjadi sia-sia karena manajer Manchester United yang baru nanti belum tentu cocok dengan pemain yang diboyongnya.

Penggemar sepak bola yang mengikuti permainan Ajax Amsterdam saat Erik ten Hag pasti akan paham bahwa klub Liga Belanda itu bisa bermain dengan sangat indah.

Namun, pelatih asal Belanda itu menyebut bahwa sang manajer tidak akan menerapkan cara bermain Ajax ke klub peraih 20 gelar Liga Inggris tersebut.

Sebaliknya, pelatih berusia 53 tahun itu ingin menjadikan Manchester United sebagai pemain dengan transisi terbaik di dunia.

Hal ini sudah menunjukkan bahwa Erik ten Hag adalah pelatih yang tak memaksakan strateginya ke tim yang baru dimasukinya dan malah menyesuaikan strategi dengan kapasitas pemain yang dimiliki Manchester United.

Akan tetapi, tetap saja transisi yang mematikan itu juga tak lepas dari umpan-umpan cepat nan rapat dari pemainnya, layaknya ketika Ten Hag masih menangani Ajax.

Ten Hag berupaya bisa menerapkan taktiknya itu di Manchester United walaupun harus menyesuaikan diri dengan kapasitas anak asuhnya yang berarti ada beberapa pemain yang kurang layak yang bisa dibuang nanti.

Alasan kedua adalah mengenai siapa pengganti Ten Hag nanti jika dia dipecat mengingat memecat pelatih bukanlah salah satu solusi Setan Merah saat ini.

Memang masih banyak sederet pelatih bagus, seperti Roberto De Zerbi, yang secara taktik juga tak diragukan setelah berhasil membuat Brighton tetap menyeramkan meskipun ditinggal Graham Potter ke Chelsea.

Selain itu, jangan lupa bahwa ada faktor non-teknis yang berperan, seperti masalah pemain Manchester United pun terletak pada pemainnya yang terkadang disebut punya ego yang tinggi.

Maka dari itu, belum tentu ada pelatih dari tim gurem yang sukses di tim besar karena gagal menangani faktor non-teknis ini, contohnya Graham Potter ke Chelsea.

Ketegasan Erik ten Hag sebelumnya sudah membuat Manchester United kembali bak ke zaman Sir Alex Ferguson yang terkenal akan kedisiplinannya.

Oleh sebab itu, klub Liga Inggris, Manchester United, tampak harus bersabar kepada Erik ten Hag lagi sembari membiarkannya untuk mengimplementasikan sistemnya dengan pemain yang sesuai standardnya.