INDOSPORT.COM - Dewa United FC dirugikan wasit saat menjalani tiga laga terakhir di Liga 1 2023/2024.
Kini Dewa United pun mengambil langkah tegas dan berharap wasit-wasit yang bermasalah segera diberhentikan oleh PSSI.
Dewa United menilai kinerja wasit di tiga laga terakhir sangat merugikan, yakni Ryan Nanda Saputra, Rio Permana Putra, dan Nendi Rohaendi. Semuanya bermasalah.
Pertama, wasit Ryan Nanda Saputra yang menunjuk titik putih saat Dewa United FC menang 4-1 atas Madura United di Stadion Gelora Bangkalan, Minggu (22/10).
Padahal dalam tayangan ulang, Ricky Kambuaya tak melakukan gerakan menahan Hugo Gomes.
Kedua, wasit Rio Permana Putra. Ia menujuk titik putih saat Dewa United FC kalah 1-3 dari Borneo FC Samarinda di Stadion Segiri, Sabtu (28/10).
Dalam tayangan ulang, Agung Mannan tak melakukan tarikan kepada pemain Borneo FC.
Ketiga, wasit Nendi Rohaendi. Ia menujuk titik putih saat Dewa United FC kalah 1-2 dari Arema FC di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Kamis (2/11).
Dalam tayangan ulang, Dedik Setiawan sudah dalam posisi offside sebelum dijatuhkan di kotak penalti.
"Buruknya kepemimpinan wasit dalam memimpin pertandingan bukan saja menciptakan preseden/citra yang buruk untuk sepak bola indonesia tapi juga dapat menghambat kemajuan sepak bola Indonesia," buka Presiden Klub Dewa United, Ardian Satya Negara.
'Wasit jangan hanya cepat meniup peluit penalti, tapi harus cermat dalam mengambil keputusan,
"Yang menjadi korban bukan hanya pemilik club tapi juga semua pemain dan pelatih yang sudah berlatih untuk persiapan pertandingan, fisik dan strategi merasa dirugikan," tambahnya.
Ardian menambahkan, kejadian ini menegaskan bahwa sepak bola Indonesia sudah sangat membutuhkan Video Asistant Referre (VAR).
"Kalau jalannya pertandingan sudah dirusak oleh keputusan-keputusan yang salah di dalam pertandingan oleh wasit, bagaimana klub mau percaya dan berinvestasi,
"Kasihan pencinta bola nasional yang terus di suguhkan kualitas tontonan yang sudah tidak enak di tonton. VAR memang harus secepatnya digunakan,
"PSSI yang membuat aturan, harusnya menindak wasit-wasit yang bermasalah untuk tidak lagi diberi tugas. Kasihan Pemerintah yang ingin mengangkat kebanggaan bangsa melalui sepak bola, namun ditelikung oleh segelintir korps baju hitam," tegas dia.
Kini, Dewa United FC sudah melayangkan surat resmi protes kepada Komite Wasit PSSI yang langsung diketuai oleh Ketum PSSI, Erick Thohir.
"Kami sudah melayangkan surat protes resmi ke Komite Wasit PSSI, atas kerugian yang kami alami dalam tiga laga terakhir. Dalam konteks ini kontroversi penalti."
"Kasihan bangsa ini jika urusan yg sudah jelas terang benderang tidak berani menyelesaikannya. Demi slogan "Majulah Sepakbola Nusantara" sudah waktunya keras berbenah."
Sebagai informasi tambahan, wasit Ryan Nanda Saputra sempat bermasalah ketika Persik Kediri menjamu PSIS Semarang, Jumat (25/8) lalu.
Persik melayangkan protes resmi karena membiarkan handball pemain PSIS di kotak penalti.
Lalu Rio Permana Putra, yang melakukan kontroversi pada laga Liga 2 2020 silam saat Sriwijaya FC melawan PSIM Yogyakarta.
Ia memberikan penalti kontroversi di penghujung laga untuk Sriwijaya FC, karena melihat pemain PSIM handball. PSIM merasa pemainnya tak melakukan pelanggaran tersebut jika dilihat dalam tayangan ulang.
Kemudian, Nendi Rohaendi pernah ingin diamuk suporter PSS Sleman saat kalah dari Persija Jakarta, Jumat (4/8) lalu. Ia dinilai melakukan kontroversi keputusan.
Setelah itu, giliran Persija yang merasa dirugikan saat melawan Persis Solo, Sabtu (30/9). Thomas Doll sampai marah di konferensi pers akibat keputusan-keputusan kontroversialnya.