In-depth

Profil Ruben Amorim, Mini-Mourinho Jadi Kandidat Kuat Pengganti Ten Hag di Manchester United

Sabtu, 4 November 2023 04:51 WIB
Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
© REUTERS/Rodrigo Antunes
Pelatih Sporting CP, Ruben Amorim. (Foto: REUTERS/Rodrigo Antunes) Copyright: © REUTERS/Rodrigo Antunes
Pelatih Sporting CP, Ruben Amorim. (Foto: REUTERS/Rodrigo Antunes)
Profil Ruben Amorim

Ruben Filipe Marques Amorim merupakan pelatih profesional yang lahir pada 27 Januari 1985 (usia 38 tahun) di Lisboa, Portugal.

Ruben Amorim merupakan seorang juru taktik belia. Saat ini umur pelaih kepala dari Sporting Lisbon tersebut baru menyentuh angka 38 tahun.

Pria berpaspor Portugal tersebut memulai karier kepelatihannya pada 2018 lalu tidak lama setelah pensiun dari lapangan hijau, Kiprahnya sebagai pemain juga lumayan.

Ruben Amorim semasa aktif merumput adalah seorang gelandang yang sempat memperkuat Benfica. Ia juga memiliki 14 caps timnas Portugal plus sepuluh trofi mayor.

Setelah gantung sepatu, Ruben Amorim langsung mengambil kursus kepelatihan. Hanya saja sebelum benar-benar mendapatkan lisensi yang cukup, ia sudah melatih di divisi tiga Portugal bersama Casa Pisa.

Karena kekurangannya tersebut, Amorim pun mendapatkan sanksi larangan melatih selama satu tahun dan timnya dipenalti enam poin.

Meski kemudian sebagian denda tersebut dicabut, yang bersangkutan tetap memutuskan hengkang setelah memimpin empat pertandingan saja.

Ia tidak lantas patah arang dan tetap menekuni dunia manajerial dengan pulang ke Benfica untuk menangani tim U-23.

Per September 2019 lalu kelengkapannya untuk menjadi juru taktik sebenarnya pun sudah didapatkan. Lagi-lagi ia terjun ke divisi tiga setelahnya dan mendapat kepercayaan menukangi tim cadangan Braga, klub yang menaunginya dua musim sebelum pensiun.

Hanya tiga bulan berselang Braga memutuskan untuk menunjuk Ruben Amorim sebagai pelatih tim senior mereka menggantikan Ricardo Sa Pinto. Di sinilah kisah menginspirasi darinya benar-benar dimulai.

Di laga pertamanya bersama Braga, Amorim meracik strategi yang bisa membuat Belenenses dibantai 1-7. Ini hanya awal dari laju 13 laga dengan hanya dua kekalahan saja dari sang manajer di paruh kedua musim 2019/2020.

Selanjutnya juga ada semifinal Piala Liga Portugal menghadapi Sporting Lisbon yang berakhir dengan skor tipis 2-1 juga hujan kartu merah di penghujung laga.

Aksi giant killing Braga berlanjut ke final, dan lawan mereka kali ini adalah FC Porto. Meski bersama Amorim mereka sudah sempat membekuk The Dragoes di ajang Liga Portugal, namun The Minhotos tetaplah underdog alias non-unggulan.

Akan tetapi nasib berpihak pada Amorim dan timnya usai di masa injury time gol semata wayang Ricardo Horta sudah cukup menjadi pembeda dan Braga pun bisa mengangkat piala.

Tidak sampai di situ, saat pekan ke-21 Liga Portugal sensasi mereka juga kembali tercipta usai Braga bisa menjegal Benfica di Estadio Da Luz. Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 65 tahun terakhir.

Braga pun akhirnya bisa finis di peringkat ketiga Liga Portugal berkat jasa Amorim yang mulai saat itu dijuluki Mourinho Baru.

Meski skuad Braga termasuk yang paling mahal namun banyak disesaki pemain muda macam Trincao yang nantinya memperkuat Barcelona dan Wolverhampton Wanderers.

Sayangnya kisah cinta Braga dan Amorim harus berakhir musim itu juga karena Sporting Lisbon kemudian meminang sang manajer untuk meninggalkan Estadio Municipal dan pindah ke Estadio Jose Alvalade.

Sporting merasa telah menemukan sosok pemimpin belia yang bisa mengakhiri puasa gelar Liga Portugal mereka selama nyaris dua dekade.

Tidak tanggung-tanggung, The Leoes rela menebus kontrak Amorim yang masih tersisa dua tahun seharga 10 juta Euro. Sebuah rekor termahal ketiga dunia untuk penebusan kontrak seorang manajer.

Hanya Julian Nagelsman (25 juta), Andre Villas-Boas (15 juta), dan Brendan Rodgers (10,5 juta) saja yang biaya transfernya lebih mahal ketimbang Ruben Amorim dan seolah Sporting sudah melakukan perjudian besar.

Apalagi Amorim baru dua bulan saja melakoni peran sebagai manajer di kasta teratas. Hanya saja keputusan itu memang sangatlah tepat.

Musim debut Amorim di Sporting berakhir tanpa trofi dan klub asal ibu kota Portugal tersebut hanya terduduk di posisi keempat klasemen akhir Liga Portugal dengan catatan kekalahan dari para rival seperti FC Porto dan Benfica namun manajemen tidak langsung memecatnya.

Sporting senang dengan implementasi taktik Amorim yang berwujud 3-4-3 yang mana memberikan klub identitas kuat.

Pada musim berikutnya, 2020-2021, Ruben Amorim dan Sporting Lisbon benar-benar bersiap untuk menjadi juara. Sejumlah transfer kunci dilakukan untuk memudahkan tugas sang manajer.

Kepergian maupun keputusan pensiun dari Luciano Vietto, Jeremy Mathieu, Wendel, dan masih banyak lagi ditanggapi dengan digaetnya Zouhair Feddal, Antonio Adan, Nuno Santos, Pedro Porro, Joao Marion, serta mantan jenderal Amorim di Braga yakni Joao Palhinha.

Selain itu sejumlah pemain muda dari akademi juga turut dipromosikan seperti Matheus Nunes dan Nuno Mendes. Keduanya jadi pemain penting di musim lalu.

Tidak tanggung-tanggung Liga Portugal bisa mereka juarai berkat 32 rentetan pertandingan tanpa kekalahan. Striker utama Sporting, Pdro Goncalves, keluar sebagai top skor dengan 23 gol dan bersama lima rekannya yang lain sukses menembus Best XI kompetisi.

Gelar Piala Liga Portugal juga diraih sebagai pemanis sukses 2019-2020 lalu dan Amorim pun diganjar kontrak baru sampai Juni 2026 atas keberhasilannya tersebut.

Hingga ini nama Ruben Amorim masih diakui sebagai salah satu manajer muda paling potensial di Eropa.

Catatan statistik Ruben Amorim bisa dibilang sangat luar biasa. Dari 131 laga di Liga Premier Portugal, tim yang dilatih Ruben Amorim hanya merasakan 12 kali kekalahan.

Ruben Amorim mampu mencatat 98 kemenangan dari 131 pertandingan di Liga Portugal. Lalu, tim yang dilatih Ruben Amorim sukses mencetak 264 gol dan hanya 98 kali kebobolan.